SuaraJogja.id - DPRD DIY mendesak Pemda DIY untuk melakukan perumusan terhadap wacana kebijakan lockdown atau pembatasan mobilitas masyarakat yang akan diberlakukan menyusul tren kasus COVID-19 yang semakin tinggi. Sebab bila kebijakan tersebut benar-benar diterapkan maka biaya yang sangat besar harus disediakan Pemda untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.
"Jika lockdown diterapkan maka akan banyak dampak yang harus diperhitungkan dan butuh biaya yang sangat besar," papar Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana di Kantor DPRD DIY, Jumat (18/06/2021).
Namun menurut Huda, DPRD tetap mendukung pemberlakuan wacana lockdown. Tingginya angka penularan COVID-19 yang terjadi setiap harinya menjadi warning atau peringatan bagi semua pihak untuk benar-benar serius dalam penanganan pandemi.
Meski tak perlu menyalahkan siapapun, masyarakat yang abai akan protokol kesehatan menjadi pemicu tingginya angka penularan COVID-19 di DIY. Satgas COVID-19 Pemda DIY mencatat, kasus positif COVID-19 hingga Jumat ini sudah mencapai 51.338 kasus dengan tambahan 592 kasus baru.
"Kami prihatin dengan lonjakan keterpaparan covid-19 yang di hari ini mencapai 500 lebih. Ternyata penularan ini sangat cepat dan kita tidak bisa menyalahkan siapapun," tandasnya.
Karenanya sebelum kebijakan lockdown diterapkan, penanganan COVID-19 harus benar-benar dimaksimalkan. Apalagi saat ini Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian kamar tidur di 27 rumah sakit rujukan COVID-19 di DIY sudah mencapai lebih dari 75 persen. Shelter untuk karantina pasien COVID-19 di kabupaten/kota pun hampir terisi penuh.
Bila persoalan ini dibiarkan maka akan semakon banyak penularqn virus. Sistem kesehatan pun akan kolaps dan tenaga kesehatan harus semakin kerja keras.
"Saya pikir ketika ppkm berskala mikro dalam beberapa hari ke depan tidak mampu menekan laju penularan. Maka logis jika lockdown diberlakukan,” tandasnya.
Hal senada disampaikan Ketua DPRD DIY, Nuryadi yang mengungkapkan tren kasus COVID-19 di DIY sangat memprihatinkan. Penurunan kasus positif seperti yang terjadi sebelum Lebaran nampaknya berubah 180 derajat.
"Kita harus ada pembatasan daripada kondisi diy semakin tidak terkendali, maka saya mendukung gagasan sultan [untuk lockdown]. Dalam situasi seperti ini kita tidak perlu menyalahkan siapapun, justru kita harus kompak untuk melawan covid-19," imbuhnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Indonesia Darurat Covid-19, Pemerintah Pusat Masih Nekat Dorong Sekolah Dibuka
-
Tren Kasus Covid-19 Tinggi, Pemda DIY Batalkan Pembelajaran Tatap Muka
-
Kasus COVID-19 Naik Signifikan, Sri Sultan: Warga Ngeyel, Jogja Lockdown!
-
Waspadai Varian COVID-19 Delta Masuk ke DIY, Pembajun Minta Warga Disiplin Prokes
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 9 Rekomendasi HP Baterai Jumbo Minimal 6000 mAh, Kuat Berhari-bari Tanpa Powerbank
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
Demokrasi Mahal? Golkar Usul Reformasi Sistem Pemilu ke Prabowo, Ini Alasannya
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Parkir Abu Bakar Ali Mulai Dipagar 1 Juni, Jukir dan Pedagang harus Mulai Direlokasi
-
Thrifting Aman Tanpa Gatal, Ini Tips Jitu Dokter UGM untuk Hindari Penyakit Kulit dari Baju Bekas
-
Ditutup Kain Hitam hingga Berujung Dibongkar, Reklame Ilegal Disikat Wali Kota Jogja