SuaraJogja.id - Pandemi Covid-19 mengubah banyak sisi kehidupan, salah satunya menjadikan kebiasaan bertatap muka menjadi serba diperantarai oleh teknologi. Baik itu telepon, bercakap dengan pesan singkat, bahkan berkirim surel.
Dari sisi kedokteran dan kesehatan, pembatasan interaksi demi menerapkan protokol kesehatan --menjaga jarak fisik--, ikut mendorong sejumlah pihak mencari cara untuk mendekatkan diri dengan pasien atau masyarakat.
Hal itu yang membuat PT Lekasehat Indonesia meluncurkan aplikasi telemedisin Lekasehat, Sabtu (19/6/2021).
Digawangi oleh tiga lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), aplikasi yang bisa diunduh lewat Playstore ini merupakan hasil karya Dede Candra Permanda sebagai founder, serta Guntur Surya Alam dan Banu Hermawan sebagai co-founder.
Kepada Suarajogja, Dede menjelaskan aplikasi ini hadir dari pengalamannya yang kerap menjadi tempat curhat dan konsultasi oleh pasiennya, teman, dan kerabat.
Pengalaman yang cukup ia ingat, ada pasien diabetes melitus yang selalu berkonsultasi dengannya. Suatu hari pasiennya itu harus bekerja ke Medan. Sehingga, mau tak mau beberapa pekan sekali pasiennya rutin check up ke Jawa dan menemui Dede.
Tetapi akhirnya, dengan adanya beragam keterbatasan, kerap si pasien berkonsultasi lewat sambungan telepon dan percakapan singkat telepon genggam.
Bukan hanya itu, Dede pun menjadi tempat konsultasi kesehatan oleh teman-teman dan sejumlah orang yang dikenalnya.
"Akhirnya, karena sama-sama punya kepentingan, agar sama-sama enak saya buat aplikasi ini. Dimulai dengan perkenalan saya bersama rekan yang paham teknologi informasi," ujarnya, Sabtu.
Baca Juga: Berkolaborasi, Lulusan UGM Telurkan Aplikasi Lekasehat untuk Konsultasi Medis
"Kemudian bertemu dengan dokter spesialis bedah & spesialis bedah anak, Guntur serta Banu dari hukum," kata dia.
Dari ide yang muncul pada 2018,kini ada sekitar 120 dokter bergabung dalam aplikasi Lekasehat. Sebanyak 30 dokter di antaranya merupakan dokter spesialis.
Dokter yang bergabung dengan Lekasehat telah dipastikan memiliki SIP dan STR yang legal serta masih berlaku.
"Kami sudah mempersiapkannya dengan baik, karena sangat berisiko bila kami memakai dokter dengan SIP dan STR tak berlaku," terangnya.
Dede mengungkapkan, tentu saja di aplikasi Lekasehat ada batasannya, yakni penyakit-penyakit tertentu butuh pemeriksaan fisik lebih lanjut di rumah sakit.
"Tapi kalau benjolan-benjolan yang terlihat secara visual, di aplikasi insya Allah bisa terlihat. Kan kami ada layanan video panggilan itu. Sebetulnya di kolom percakapan juga kami ada kolom untuk membagikan foto terkait kondisi pasiennya," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Berkolaborasi, Lulusan UGM Telurkan Aplikasi Lekasehat untuk Konsultasi Medis
-
ExxonMobil Perluas Layanan Ganti Oli di Rumah
-
Kisah Jogo Tonggo di Desa Karangnangka Banyumas, Jadi Inspirasi Lawan Pandemi Covid-19
-
Kasus Covid-19 RI Meroket, IDAI Tak Setuju Sekolah Buka Juli 2021
-
Bangkitkan Ekonomi, LPDB Kucurkan Rp10 M ke Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
Terkini
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo
-
PSBS Biak 'Kuasai' Maguwoharjo, Pemkab Sleman Beri Lampu Hijau, Bagaimana Nasib PSIM?