Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 22 Juni 2021 | 08:10 WIB
Pengunjung memadati kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Kamis (11/3/2021). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memastikan tidak akan menutup objek wisata yang berada di wilayahnya. Sweeping atau pemeriksaan secara ketat kepada wisatawan akan menjadi opsi yang dilakukan guna menekan penyebaran kasus Covid-19.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, kepada awak media, Senin (21/6/2021). Pengawasan dan pengetatan terkait penerapan protokol kesehatan menjadi tindakan yang akan dilakukan.

"Kita ngga melakukan penutupan [objek wisata] tapi melakukan pengawasan lebih ketat, sweeping-sweeping pemeriksaan terhadap kesehatan kepada wisatawan," kata Heroe.

Sweeping atau pemeriksaan wisatawan itu, lanjut Heroe, akan menyasar terkait dengan penertiban protokol kesehatan. Mulai dari pemakaian masker, jaga jarak dan lain sebagainya.

Baca Juga: Heroe: Kasus Wisatawan Curhat Harga Pecel Lele Mahal Harus Jadi Introspeksi Bersama

Ditanya mengenai penerapan sanksi berupa denda kepada para pelanggaran aturan khususnya protokol kesehatan. Disampaikan Heroe, untuk wacana denda masih dalam perumusan.

"Sanksi sedang kita rumuskan apakah bisa langsung diterapkan atau tidak. Wacana denda, ya ini baru dirumuskan," ujarnya.

Selain memperketat pengawasan di berbagai objek wisata yang ada, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk membatasi kegiatan-kegiatan mengumpulkan massa. Termasuk dengan agenda-agenda pertemuan yang biasanya kerap dilakukan oleh masyarakat 

"Jadi pertemuan-pertemuan yang banyak dilakukan di masyarakat kita batasi. Kita beberapa ada edaran rapat-rapat untuk mulai dikurangi," tuturnya.

Dalam kesempatan ini Heroe mengakui terjadi sejumlah fenomena menyangkut dengan percepatan penularan Covid-19 di wilayahnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jogja Meledak, Pansus DPRD: Ini Karena Heroe Ndableg!

Kendati begitu pihaknya masih belum bisa memastikan apakah hal tersebut disebabkan oleh virus Covid-19 varian baru atau bukan.

"Harapannya memang nanti kita tahu apakah ini varian baru atau bukan tetapi yang kita rasakan memang dalam dua minggu terakhir ini peningkatan lebih dari 300 persen untuk Kota Jogja. Sebelumnya seminggu hanya 130 kasus, minggu kemarin ada 380an," terangnya.

Shelter terisi 90 persen

Ditanya mengenai kondisi shelter yang ada di Kota Yogyakarta, Heroe menjelaskan sampai dengan hari ini shelter Rusunawa Bener, yang ada di Tegalrejo sudah terisi sebanyak 90 persen.

Walaupun masih menyisakan sejumlah ruang pihaknya tetap meminta untuk semua wilayah mempersiapkan shelter masing-masing. Baik itu di Balai RW maupun di Balai RK yang ada di Kota Jogja 

"Sampai saat ini shelter [Bener, Tegalrejo] masih 90 persen kepakai masih ada kamar yang kosong tetapi kita juga menyiapkan beberapa selter yang ada di wilayah baik yang ada di balai RK maupun RW," tandasnya.

Load More