SuaraJogja.id - Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Bantul Waljito menyebut bahwa penerapan PPKM Mikro di Kabupaten Bantul tak berjalan baik. Pihaknya berharap pemerintah lebih tegas untuk menerapkan kebijakan yang ada.
"Sudah sangat masif penyebaran virus ini tiap harinya. Saya harap pemerintah lebih ketat dan tegas mengaplikasikan kebijakan. Terus terang PPKM Mikro tidak jalan dan 3T kurang sempurna kemarin," jelas dia ditemui saat Pemasangan Masker di Patung Penari Jathilan, Taman Paseban, Bantul, Rabu (23/6/2021).
Waljito mengatakan, FPRB merupakan mitra pemerintah yang membantu penanganan Covid-19, sehingga Satgas Covid-19 Kabupaten menjadi leading sektor untuk menekan angka penyebaran Covid-19.
"Leading sektornya adalah pemerintah, Satgas Covid-19 harus tegas, jika harus dibubarkan, ya bubarkan," tegas Waljito.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Banguntapan Capai 77 Orang, Panewu Beri Penjelasan Ini
Ia mencontohkan kasus pemakaman jenazah positif Covid-19 yang terjadi di wilayah Srandakan lalu. Pihaknya sudah memberikan bukti dan melaporkan ke Polres Bantul yang juga tergabung dalam Tim Penegakkan Satgas Covid-19 Kabupaten.
"Seperti penolakan pemakaman jenazah Covid-19. Saya sudah mancing dengan penegakkan. Kami laporkan ke aparat Polri. Sampai sekarang ya seperti itu, bagaimana alat bukti dikumpulkan, tapi kan bukan itu. Kami melaporkan kan tidak untuk memenjarakan orang. Hanya memberi edukasi agar ke depan tak menjadi preseden buruk, jadi tentu harus tegas," kata dia.
Saat ini, kata Waljito warga Bantul sudah siap dengan situasi yang ada. Pihaknya menilai bahwa ekonomi bukan hal utama namun sisi kemanusiaan yang perlu dikedepankan.
"Bantul itu kan daerah yang sudah siap prihatin, pasca gempa 2006 itu saja sudah segera bangkit. Sekarang itu tidak saatnya berbicara masalah ekonomi. Bagaimana ekonomi meningkat jika masyarakat berbahaya (terkena Covid-19) dan meninggal. Kemanusiaan itu diatas segala-galanya," terang dia.
Ia menambahkan jika kasus Covid-19 di Bantul terus meningkat. Setidaknya pemerintah segera melakukan pengetatan dan melarang kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Baca Juga: Para Orang Tua Waspada, Begini Gejala Covid-19 Pada Anak dan Balita
"Jika alasan ekonomi, lalu masyarakat jadi tertular, kemudian suspect di RS banyak yang meninggal, siapa yang bertanggung jawab?. Tetap harus ditegakkan, jika itu sudah berjalan resikonya adalah penegakkan secara hukum," terang dia.
Berita Terkait
-
Komisi IX Apresiasi Masyarakat Tetap Pakai Masker Meski Aturan Dicabut
-
Pemprov DKI Minta Masyarakat Hindari Acara Bukber Agar Kasus Covid-19 Tidak Melonjak Lagi
-
Covid-19 di Jakarta Makin Melandai, Dinkes DKI Prediksi Tak Ada Kasus Kematian Mulai Februari 2023
-
Demi Kurangi Angka Penularan Covid-19, Pemerintah Cina Tutup Pasar Elektronik Huaqiangbei
-
Angka Covid-19 Meningkat, Satpol PP Jakbar Bakal Gelar Operasi Tertib Masker Lagi: Tidak Ada Sanksi, Hanya Imbauan
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
Suap Tanah Kas Desa Trihanggo Terungkap, Lurah dan Pengusaha Hiburan Malam Ditahan
-
Tunggu Hasil Mediasi Mangkubumi, Warga RW 01 Lempuyangan Tolak Pengukuran Rumah PT KAI
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara