Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 25 Juni 2021 | 09:38 WIB
ilustrasi skena ayam goreng Jogja. [Iqbal Asaputro / ilustrator suara.com]

Belakangan setelah sukses ia kemudian melepaskan diri dari nama Mbok Berek dan menggunakan nama pribadi sebagai merek Nyonya Suharti pada 1972.

Namun, di kemudian hari usaha kuliner ayam goreng Nyonya Suharti pecah kongsi seiring dengan berpisahnya Suharti dengan sang suami. Dimana saat ini muncul gerai dengan nama ayam goreng Suharti dan ayam goreng Nyonya Suharti.

Geng Kalasan

Kalau Kapten Sanders punya Kalifornia sebagai tonggak meledaknya kultur ayam goreng krispi yang hits hingga kini, Jogja punya Kalasan yang membesarkan skena ayam goreng khas nusantara.

Baca Juga: Terkait Pajak, Ayam Geprek Bensu Disegel Pemkot Bandar Lampung

Munculnya geng ayam goreng Kalasan tentu tak bisa dilepaskan dari kehadiran olahan ayam goreng racikan Mbok Berek.

Di sebuah dusun Bendan, Desa Tirtomartani, Kalasan inilah kedai ayam goreng Mbok Berek di tahun 1952 mengawali zaman keemasannya. Kepopuleran tersebut menjadi tuah bagi warga sekitar karena banyak yang terserap sebagai pekerja di kedai Mbok Berek.

Tapi pada tahun 1960-an rumah makan yang konon pernah disinggahi oleh Presiden Soekarno tersebut bangkrut. Warga Candisari tak lagi bekerja di sana kemudian memproduksi dan memasarkan sendiri ayam gorengnya.

Dengan masih menyertakan cita rasa ayam goreng yang serupa dengan Mbok Berek, perlahan produksi rumahan para warga di Kalasan itu makin banyak peminatnya.

Tiap lebaran, pengrajin ayam goreng di Kalasan nyaris tak pernah sepi orderan ayam goreng. Pesanan tak cuma datang dari kawasan Jogja tetapi sudah merambah hingga Klaten, Solo dan Semarang.

Baca Juga: Niat Jual Harga Rp2.000 per Porsi, Wujud Nasi Ayam Geprek Ini Bikin Publik Ngelus Dada

Serbuan Ayam Goreng Krispi Lokal

Load More