SuaraJogja.id - Selama kurang lebih sepekan, aktivitas perdagangan di Kampung Ketandan dihentikan sementara. Kawasan yang berada di Kalurahan Ngupasan, Kemantren Gondomanan tersebut terpaksa dihentikan hingga tanggal 7 Juli 2021 mendatang lantaran ada sejumlah warga yang terkonfirmasi Positif Covid-19.
Lurah ngupasan, Didik Agus, mengatakan dalam satu kampung tersebut terdapat setidaknya enam warga yang positif Covid-19.
“Enam positif, salah satunya dirawat di rumah sakit. Ada tiga toko yang terpapar,” terangnya seperti dilansir dari harianjogja.com, Kamis (1/7/2021).
Menindaklanjuti temuan ini, atas kesepakatan warga dengan tokoh masyarakat, Satgas Covid-19 Kalurahan dan Kemantren, aktivitas jual beli baik toko maupun pedagang kaki lima (PKL) yang berlokasi di Ketandan selatan ditutup selama tujuh hari, terhitung mulai Kamis (1/7/2021).
Meski demikian, di Kampung Ketandan tidak ada penutupan akses jalan. Untuk warga yang tidak positif Covid-19 masih diperbolehkan melakukan mobilisasi di sekitar kampung. “Cuma aktifitas toko yang dihentikan atau tutup. Kalau mobilisasi yang tidak terpapar ya biasa, yang terpapar saja yang isolasi,” ungkapnya.
Kelurahan Ngupasan kata dia, juga telah menyediakan shelter kelurahan yang bisa digunakan warga yang positif covid-19 untuk isolasi. Saat ini, dari total 25 warga Ngupasan yang melakukan isolasi mandiri, tiga diantaranya menempati shelter ini.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Jogja, Heroe Poerwadi, menuturkan berdasarkan penelusuran warga, penjaga toko di Ketandan positif Covid-19 diduga tertular dari pembeli yang sempat berpindah-pindah dari satu toko ke toko lainnya.
“Atas kesepakatan warga dengan Satgas Kelurahan dan kemantren, mereka meminta penutupan sementara wilayah di sana, termasuk toko-tokonya, agar bisa menghentikan sebaran Covid-19 di Ketandan. Ini menunjukkan masyarakat yang punya kecepatan yang tinggi dalam merespon,” ujarnya.
Sebagai langkah tindak lanjut, ia telah meminta di Ketandan untuk diperbaiki fasilitas protokol kesehatannya serta menjalankan dengan baik mekanisme standar operasional prosedur (SOP) yang telah dibuat. Sehingga jika ada orang datang positif namun tidak menyadari karena tidak bergejala, bisa diantisipasi.
Baca Juga: Yuk Kenali Lebih Dekat, Indahnya Akulturasi Budaya di Kampung Ketandan
“Termasuk dari transaksi uang bisa berpotensi. Saya minta model penyerahan uang diperbaiki, tidak begitu banyak berjubel-jubel, bentuk nota, pengembalian dan sebagainya diperbaiki agar tidak menjadi media penularan. Termasuk sekat penjual dan pembeli diperbaiki, agar mengamankan para penjual dan pembeli,” ungkapnya.
Berita Terkait
-
Jogja Masuk Zona PPKM Darurat, Ini Skema Pemkot untuk Batasi Mobilitas Warga
-
Demi Vaksin Covid-19, Warga Antre dari Dini Hari di RS PKU Muhammadiyah Jogja
-
Bule Boncengan di Jogja Viral karena Tak Pakai Helm, Warganet Malah Salah Fokus
-
Hanung Bramantyo Bagikan Kisah Pilu Situasi Covid-19 di Jogja, Keluarga Terdekat Meninggal
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
5 Rekomendasi Hotel di Penang yang Dekat dengan RS Gleneagles
-
DIY Genjot Sertifikasi Dapur MBG: Cegah Keracunan Massal, Prioritaskan Kesehatan Anak
-
UII Pasang Badan Bela Aktivis: 'Kami Tolak Perburuan Dalang Kerusuhan, Ini Pembungkaman!
-
'Kuburan Demokrasi' Dibuat di UII: Mahasiswa Geram, Tuntut Pembebasan Paul dan Aktivis Lain
-
Dari Lorong Sempit Jadi Ladang Rezeki: Kisah Emak-Emak Rejosari Ubah Kampung Jadi Produktif di Jogja