Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Sabtu, 03 Juli 2021 | 17:09 WIB
Salah satu sudut suasana di RSUP Dr Sardjito, tampak sejumlah pasien Covid-19 transit di tenda darurat yang telah disediakan sembari menunggu untuk mendapat tempat perawatan, Sabtu (3/7/2021). [Rahmat Jiwandono / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan buka suara soal antrean ambulans di halaman rumah sakit. Potret antrean ambulans itu sempat ramai diperbincangkan usai diunggah di sosial media salah satunya akun Twitter @JogjaUpdate pada Jumat (2/7/2021) pukul 23.14 WIB. 

Banu mengungkapkan, kondisi tersebut dipicu banyaknya pasien Covid-19 yang dirujuk ke RSUP Dr Sadjito. Atas kejadian itu, pihaknya meminta kepada rumah sakit lain untuk memberlakukan sistem buka tutup. 

"Sehingga tidak harus semua pasien Covid-19 dirujuk ke kami. Pagi hari ini saya sudah koordinasi dengan beberapa rumah sakit agar memberlakukan sistem buka tutup supaya tidak terjadi penumpukan pasien yang mengantri untuk dapat kamar perawatan," kata dia kepada SuaraJogja.id, Sabtu (3/7/2021). 

Menurutnya, jika setiap pasien Covid-19 dirujuk ke Sardjito justru akan berdampak terhadap si pasien. Pasalnya, ketersediaan tempat perawatan bagi pasien Covid-19 yang ada di Sardjito pun terbatas. 

Baca Juga: Hotel dan Restoran di Jogja Bersiap Hadapi PPKM Darurat, PHRI: Harus Hemat Listrik dan Air

"Kalau semua di drop (diturunkan) di sini justru kasihan mereka tidak akan dapat tempat juga," paparnya. 

Dirinya berharap agar pasien Covid-19 yang gejalanya tidak berat ditangani oleh fasilitas kesehatan (Faskes) yang ada di dekatnya. Apabila memang benar-benar faskes tersebut tidak mampu menanganinya baru bisa dirujuk ke RSUP Dr Sardjito. 

"Kalau ada pasien yang memang tidak bisa lagi ditangani oleh faskes terdekat, tetap harus pakai sistem rujukan. Sehingga jangan terus memutuskan semua ke Sardjito kecuali kondisinya bergejala berat," ujar dia. 

Sementara untuk pasien yang bergejala ringan diimbau untuk menjalani isolasi mandiri di shelter-shelter yang sudah disiapkan oleh Pemkab atau Pemprov DIY. 

"Pemerintah sudah membuka shelter-shelter yang diharapkan bisa menampung pasien Covid-19," terangnya. 

Baca Juga: Bersiap Gelar PPKM Darurat, Seluruh Mall di Jogja Tutup Sementara

Ditanya soal tenda darurat yang ada di berdiri halaman rumah sakit, jelasnya, tenda tersebut sudah difungsikan sebagai tempat transit pasien Covid-19 sebelum menuju ruang perawat. Pihaknya berusaha semua pasien itu bisa masuk ke bangsal. 

"Karena nanti kalau mereka diletakkan di telasar malah kasihan. Makanya itu bentuk komitmen kami sebagai tempat transit," ujarnya. 

Sembari mereka menunggu di tenda darurat, otoritas rumah sakit secara simultan paralel menyiapkan untuk mengosongkan bangsal yang selama  ini dipakai pasien non Covid-19. 

"Kami sudah buka lagi bangsal Anggrek khusus untuk pasien Covid-19. Namun untuk kapasitasnya memang masih terbatas," katanya. 

Load More