Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 17 Juli 2021 | 13:12 WIB
Update Gunung Merapi menunjukan aktivitasnya dengan mengeluarkan awan panas. [Instagram/BPPTKG]

Sedangkan untuk deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM, disebutkan Hanik, pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 8 cm per hari.

Hanik juga menegaskan tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

"Jadi memang aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif," tegasnya.

Diketahui sebelumnya BPPTKG telah memperbarui rekomendasi daerah bahaya erupsi Merapi beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Dalam Sehari, Dua Perempuan Meninggal Mendadak di Sleman

Keputusan itu diambil setelah terjadi luncuran awan panas Merapi sejauh 3 kilometer ke arah tenggara atau ke Kali Gendol pada Jumat (25/6/2021) lalu.

Hanik menjelaskan perubahan rekomendasi daerah bahaya tersebut memang berdasarkan pemodelan aliran awan panas yang ada di Merapi saat ini. Melihat itu baik kubah lava yang berada di sisi barat daya serta kubah lava yang berada di tengah kawah Merapi.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. 

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Baca Juga: Sisi Positif dan Negatif dari Ditundanya Liga 1 Menurut Manajer PSS Sleman

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Load More