Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 21 Juli 2021 | 12:05 WIB
Ilustrasi pasien covid-19 meninggal. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Nyawa TU (33) warga Kalurahan Piyaman, Kapanewon Wonosari ini tak bisa diselamatkan. Meski sudah mendapat penanganan medis di RSA UGM namun wanita ini meninggal dunia dengan status positif covid-19. Wanita ini dinyatakan terpapar covid-19 sesaat sebelum melahirkan.

Suami TU, PAR sendiri sudah berjuang keras dengan mengerahkan segala upaya agar belahan jiwanya tersebut mendapat penanganan yang baik. Lelaki ini telah berkeliling ke semua rumah sakit di Gunungkidul namun semuanya penuh. Bahkan sampai ke Bantul dan Kota Yogyakarta, tak ada kamar tersisa.

PAR sempat pontang panting mencari rumah sakit agar istrinya bisa dirawat usai dinyatakan positif Covid-19. TU dinyatakan positif oleh sebuah klinik bersalin tak jauh dari tempat tinggalnya. TU menjalani uji swab antigen karena hendak melahirkan.

Kamis (08/7/2021) lalu, tanda-tanda istri akan melahirkan mulai dirasakan oleh TU.  PAR lantas membawa TU ke sebuah klinik bersalin terdekat agar istrinya segera mendapatkan penanganan. Hingga sampailah PAR di klinik bersalin yang ada di Bejiharjo.

Baca Juga: Viral Penampakan Ikan Raksasa di Pantai Gunungkidul, Begini Penjelasan BKSDA Yogyakarta

PAR mengatakan, sesuai prosedur sebelum mendapat penanganan lebih lanjut, pasien harus menjalani uji swab antigen. Apalagi saat itu TU menunjukkan gejala mengarah ke Covid-19 karena sedikit demam dan suhunya tinggi. Usai rapid test antigen hasilnya TU positif covid-19. 

" klinik itupun menyarankan agar istri saya dibawa ke RS yang lebih besar dan lengkap peralatannya," paparnya.

PAR mengaku bingung hendak membawa istrinya ke rumah sakit mana. Dengan bantuan ambulans ia keliling cari rumah sakit. Ia sempat pergi ke sejumlah rumah sakit di Gunungkidul namun gagal mendapatkan kamar perawatan lantaran kondisi rumah sakit penuh. 

PAR yang hampir putus asa, memutuskan ke Bantul dan Kota Yogyakarta sehingga bisa mendapatkan rumah sakit dan istrinya bisa tertangani dengan baik. Namun setelah berkeliling ternyata semua rumah sakit yang ia datangi telah penuh.

"Akhirnya, saya mendatangi RSA UGM untuk bisa mendapatkan kamar," ujarnya.

Baca Juga: Respons Sangat Bagus, Pemkab Gunungkidul Gelar Vaksinasi Covid-19 di Objek Wisata

Namun sesampai di RSA UGM, TU harus menunggu terlebih dahulu usai mendapatkan penanganan di IGD. Awalnya TU belum mendapatkan kamar dan pihak rumah sakit kemudian memberi tahu kalau ada kamar 2 jam lagi. Daripada kebingungan mencari rumah sakit, PAR memutuskan menunggu.

TU kemudian mendapatkan perawatan di rumah sakit tersebut. Karena dianggap sudah stabil akhirnya pihak rumah sakit memutuskan TU bisa melahirkan. TU pun menjalani bedah caesar pada hari Minggu (11/07/2021) siang. Bayi berjenis kelamin perempuan lahir dan beberapa saat diserahkan ke keluarganya untuk dirawat di rumah. 

Usai melahirkan, kondisi kesehatan TU terus dipantau oleh tim medis setempat lantaran positif covid-19. PAR menjelaskan, sebenarnya usai melahirkan, kondisi sang istri terus membaik. Bahkan pada hari Senin (12/07/2021) sampai Rabu (14/7/2021), ia masih lancar berkomunikasi dengan istrinya. 

"sering melakukan video call dengan sang istri untuk memantau perkembangan kesehatannya,"ujarnya.

Namun pada Kamis (15/7/2021), diketahui kondisi kesehatan TU mulai menurun. Oksigen yang disalurkan ke saluran pernapasannya tak dapat masuk lantaran kondisi paru-paru TU yang makin memburuk. 

Jumat (16/7/2021) pagi, nyawa TU tak berhasil diselamatkan. PAR pun pasrah dan kini beserta keluarganya sedang menjalani isolasi mandiri. Ia berharap kondisi anak ketiganya ini bisa terus stabil dan tidak ada hal buruk menimpa.

PAR mengaku sangat sedih karena anak perempuan yang baru lahir belum sempat mendapatkan kasih sayang dari sang ibu. Sebab pascakelahiran, sang ibu masih harus menjalani perawatan di rumah sakit sedangkan sang bayi dibawa pulang ke rumah. PAR mengaku sempat kebingungan mencari ASI bagi bayinya yang baru lahir.

"untungnya ada tetangga yang bersedia mendonorman ASInya," tambahnya.

Kontributor : Julianto

Load More