SuaraJogja.id - Nyawa TU (33) warga Kalurahan Piyaman, Kapanewon Wonosari ini tak bisa diselamatkan. Meski sudah mendapat penanganan medis di RSA UGM namun wanita ini meninggal dunia dengan status positif covid-19. Wanita ini dinyatakan terpapar covid-19 sesaat sebelum melahirkan.
Suami TU, PAR sendiri sudah berjuang keras dengan mengerahkan segala upaya agar belahan jiwanya tersebut mendapat penanganan yang baik. Lelaki ini telah berkeliling ke semua rumah sakit di Gunungkidul namun semuanya penuh. Bahkan sampai ke Bantul dan Kota Yogyakarta, tak ada kamar tersisa.
PAR sempat pontang panting mencari rumah sakit agar istrinya bisa dirawat usai dinyatakan positif Covid-19. TU dinyatakan positif oleh sebuah klinik bersalin tak jauh dari tempat tinggalnya. TU menjalani uji swab antigen karena hendak melahirkan.
Kamis (08/7/2021) lalu, tanda-tanda istri akan melahirkan mulai dirasakan oleh TU. PAR lantas membawa TU ke sebuah klinik bersalin terdekat agar istrinya segera mendapatkan penanganan. Hingga sampailah PAR di klinik bersalin yang ada di Bejiharjo.
Baca Juga: Viral Penampakan Ikan Raksasa di Pantai Gunungkidul, Begini Penjelasan BKSDA Yogyakarta
PAR mengatakan, sesuai prosedur sebelum mendapat penanganan lebih lanjut, pasien harus menjalani uji swab antigen. Apalagi saat itu TU menunjukkan gejala mengarah ke Covid-19 karena sedikit demam dan suhunya tinggi. Usai rapid test antigen hasilnya TU positif covid-19.
" klinik itupun menyarankan agar istri saya dibawa ke RS yang lebih besar dan lengkap peralatannya," paparnya.
PAR mengaku bingung hendak membawa istrinya ke rumah sakit mana. Dengan bantuan ambulans ia keliling cari rumah sakit. Ia sempat pergi ke sejumlah rumah sakit di Gunungkidul namun gagal mendapatkan kamar perawatan lantaran kondisi rumah sakit penuh.
PAR yang hampir putus asa, memutuskan ke Bantul dan Kota Yogyakarta sehingga bisa mendapatkan rumah sakit dan istrinya bisa tertangani dengan baik. Namun setelah berkeliling ternyata semua rumah sakit yang ia datangi telah penuh.
"Akhirnya, saya mendatangi RSA UGM untuk bisa mendapatkan kamar," ujarnya.
Baca Juga: Respons Sangat Bagus, Pemkab Gunungkidul Gelar Vaksinasi Covid-19 di Objek Wisata
Namun sesampai di RSA UGM, TU harus menunggu terlebih dahulu usai mendapatkan penanganan di IGD. Awalnya TU belum mendapatkan kamar dan pihak rumah sakit kemudian memberi tahu kalau ada kamar 2 jam lagi. Daripada kebingungan mencari rumah sakit, PAR memutuskan menunggu.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Kematian Pasien Covid-19 di DIY yang Isoman Tinggi, Lebih dari Sebulan 106 Orang Meninggal
-
Naik 1000 Kasus, Kasus Covid-19 di DIY Hari Ini Pecah Rekor 2731 Kasus
-
Akhir Pekan, Covid-19 di DIY Pecah Rekor hingga 1.895 Kasus
-
Anggaran Penanganan Covid-19 di DIY Capai Rp242 Miliar, Baru Terpakai 13 Persen
-
Kasus Covid-19 di DIY Makin Tinggi, Kadin Laksanakan Percepatan Vaksinasi
Terpopuler
- 5 Rekomendasi HP Samsung Murah Rp2 Jutaan: RAM Gede, Kamera Terbaik
- Cari Mobil Bekas Harga Rp35 Jutaan? Ini Rekomendasi Terbaik, Lengkap dengan Spesifikasinya!
- Dulu Hanya Sultan yang Sanggup, Kini Jadi Mobil Bekas Murah: Ini Deretan Sedan Mewah Kelas Atas
- 8 Mobil Bekas Murah 7 Seater Rp60 Jutaan, Pajaknya Lebih Murah dari Yamaha XMAX
- 5 HP Redmi Murah RAM 8 GB, Harga Sejutaan di Mei 2025
Pilihan
-
Puan Tolak Relokasi Warga Gaza, PCO: Pemerintah Cuma Mau Mengobati, Bukan Pindahkan Permanen
-
Wacana 11 Pemain Asing di Liga 1 Dibandingkan dengan Saudi Pro League
-
Dewi Fortuna di Sisi Timnas Indonesia: Lolos ke Piala Dunia 2026?
-
7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik, Super Murah Pas buat Kantong Pelajar
-
Mitsubishi Xpander Terbaru Diluncurkan, Ini Daftar Pembaruannya
Terkini
-
Dua Laga Penentu Nasib PSS Sleman, Bupati Sleman Optimistis Super Elja Tak Terdegradasi
-
Segera Klaim! Ada 3 Link Saldo DANA Kaget, Bisa Buat Traktir Ngopi dan Nongkrong Bareng Teman
-
Banyak yang Salah Kaprah, UGM Pastikan Kasmudjo Dosen Pembimbing Akadamik Jokowi
-
Amankan Beruang Madu hingga Owa dari Rumah Warga Kulon Progo, BKSDA Peringatkan Ancaman Kepunahan
-
Polemik Lempuyangan: Keraton Bantu Mediasi, Kompensasi Penggusuran Tetap Ditolak Warga