Tak ada orang lain yang terlihat menemani aksi pemuda itu. Ia berdiri seorang diri di atas Plengkung Gading. Tak diketahui pula apa motifnya memanjat Plengkung Gading sambil berpose di depan khalayak umum.
Sontak dirinya panen hujatan dari warganet karena aksinya dianggap norak dan tak menunjukkan sopan santun, mengingat Plengkung Gading merupakan cagar budaya Jogja yang tak seharusnya dipanjat seperti itu.
Sebelumnya pada 2017, aksi serupa pernah dilakoni presenter Ricky Komo hingga ia mendapat teguran dari putri bungsu Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X, GKR Bendara, melalui Instagram.
Dalam unggahannya, GKR Bendara mengingatkan bahwa Plengkung Gading adalah situs bersejarah, sehingga, meskipun masih muda dan bukan orang Jogja, Ricky Komo seharusnya tetap menjaga sopan santun.
Baca Juga: Mengulik Asal-usul Tolpit Kue khas Bantul, Namanya Jorok tapi Rasanya Enak
Tak lama, Ricky Komo kemudian mengakui kesalahannya. Ia lantas meminta maaf serta berterima kasih pada warga Jogja dan keluarga Keraton Jogja karena telah mengingatkan dirinya untuk menghormati kesakralan Plengkung Gading.
Plengkung Gading dipagari
Kabarnya, perilaku tak sopan beberapa orang ini menjadi salah satu alasan kini Plengkung Gading dipagari. Pembangunan pagar di tangga menuju bagian atas Plengkung Gading ini mulai terlihat sejak pertengahan Juni lalu.
Mulanya, tangga masuk di kedua sisi Plengkung Gading ditutup dengan seng. Pagar juga sudah terpasang menghalangi tepi dan depan tangga dengan kondisi digembok. Tak ayal, banyak protes berdatangan dari warga Jogja.
Mereka menyoroti proyek pengindahan di Jogja yang dikerjakan di tengah pandemi Covid-19. Selain dianggap merusak autentisitas Plengkung Gading dan membuat warga Jogja merasa makin dibatasi di "rumahnya" sendiri, mereka berpendapat, sebaiknya biaya pemagaran Plengkung Gading digunakan untuk penanganan Covid-19, sama halnya dengan pemagaran Alun-Alun Utara.
Baca Juga: Mau Wisata Horor di Jogja? Baca Dulu Kisah di Balik 5 Rumah Angker Ini
Namun, keluarga Keraton Jogja kemudian menjelaskan, pihaknya mendapat laporan bahwa di malam hari, bagian atas Plengkung Gading kerap digunakan sebagai lokasi aktivitas "aneh-aneh" alias perbuatan mesum.
Lantas, sebagai situs yang sakral, setelah dipanjat hingga dijadikan tempat mesum, Plengkung Gading akhirnya diberi pagar, sehingga warga tak lagi memiliki akses untuk naik ke sana.
Berita Terkait
-
Antisipasi Kerumunan Selama PPKM Darurat, Keraton Tiadakan Arak-arakan Garebeg Iduladha
-
Putri Keraton Jogja Disebut Kampungan, Ternyata Dari Lulus SD Sudah Sekolah di Luar Negeri
-
Viral, Putri Keraton Jogja Cuitkan Soal Penanganan Covid-19 di DIY hingga Pagar Alun-Alun
-
8 Potret GKR Hayu, Putri Keraton yang Curhat Disebut Kampungan di Jakarta
-
Ungkap Alasan Alun-Alun Utara Dipagari, Twit Putri Keraton Jogja Buat Warganet Ngamuk
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh