"Kita tunggu tanggal 2 (Agustus) nanti, katanya tidak diperpanjang (PPKM). Kalau diperpanjang ya kita terpaksa turun ke jalan,"terangnya.
Jual Mobil dan Motor
Hal yang sama juga dilakukan oleh pengusaha di Pantai Indrayanti. Salah satu yang mengibarkan bendera putih adalah Restoran Indrayanti yang dimiliki oleh Arif Rahman, laki-laki yang pertama kali membuka objek wisata pantai Indrayanti.
Arif Rahman mengatakan pengibaran bendera putih tersebut sebagai bentuk keprihatinan terhadap kebijakan pemerintah yang telah menutup semua objek wisata di tanah air. Pemerintah tidak pernah memberikan solusi si kepada para pelaku wisata.
Baca Juga: Tingkat Kematian Pasien Isoman Tinggi, Pemkab Gunungkidul Aktifkan Shelter Wanagama
" Sudah 2 tahun ini kita merasakan dampak pandemi yang begitu luar biasa. Diperparah lagi dengan adanya PPKM darurat ataupun PPKM level 3 dan 4,"ujar dia.
Selama pandemi covid 19 berlangsung dalam kurun waktu 2 tahun ini pihaknya masih terus berusahab ertahan dengan melakukan beberapa efisiensi. Semakin menurunnya kunjungan wisatawan juga berimbas kepada pendapatan para pengusaha.
Pihaknya terpaksa melakukan efisiensi dengan cara memberlakukan sistem shift terhadap para pekerja. 22 orang pekerja akan bekerja dalam shift dengan pendapatan tentu hanya separuhnya dari kondisi normal. Namun sejak ppkm diberlakukan oleh pemerintah sebulan lalu semua pekerja telah ia istirahatkan.
"Kita sebisa mungkin tidak melakukan pemecatan. Mau bekerja di mana mereka, sementara ya hanya kita liburkan,"kata dia.
Selama pandemi covid 19 untuk bertahan hidup Arif mengaku telah menjual beberapa asetnya diantaranya mobil dan sepeda motor kesayangannya. Hal itu terpaksa ia lakukan hanya untuk bertahan hidup dan bisa membantu menghidupi karyawan yang telah bekerja kepada dirinya.
Baca Juga: Dihantam Gelombang Tinggi, Sejumlah Warung Di Pantai Selatan Gunungkidul Rusak
Arif berharap agar pemerintah segera membuka kembali pintu pariwisata. Karena hanya itulah jalan satu-satunya untuk menolong para pekerja di sektor pariwisata. Sebab bagaimanapun sektor pariwisata menjadi penyumbang PAD terbesar di Gunungkidul.
Berita Terkait
-
Kritik terhadap Sistem Feodalisme, Ulasan Novel Gadis Pantai
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Dukung Pemprov DKI Bangun Dermaga Baru di PIK, PDIP: Asal Tak Cuma Layani Kalangan Tertentu
-
Seorang Bocah Ditemukan Tewas Tenggelam saat Libur Lebaran di Pantai Garut
-
Pantai Anyer dan Carita Dipenuhi Pengunjung, Intip 5 Rekomendasi Pantai Indah Lainnya di Banten
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat Sudah Dibuka? Simak Syarat dan Kualifikasinya
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal