Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Rahmat jiwandono
Rabu, 11 Agustus 2021 | 18:54 WIB
Suasana di Pantai Baru, Bantul masih tampak sepi sejak dua pekan dibuka kembali, Sabtu (18/7/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Nelayan yang ada di Pantai Baru, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Bantul menaikkan perahunya ke tempat yang lebih tinggi dari bibir pantai.

Pasalnya, pada Kamis (12/8/2021) besok diprediksi akan terjadi gelombang tinggi yang diperkirakan mencapai 5,1 meter.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bantul Suyanto menuturkan, para nelayan sudah menaikkan perahu-perahu tersebut ke tempat yang lebih tinggi sejak Selasa (9/8/2021) kemarin.

Hal itu dilakukan sebagai antisipasi tatkala terjadi gelombang pasang.

Baca Juga: Pria Bantul Ini Tawarkan Jasa Antar-Jemput Pasien Covid-19, Rela Dibayar Seikhlasnya

"Kemarin ada 27 perahu di Pantai Baru yang sudah dinaikkan ke tempat yang lebih tinggi agar perahu tidak tersapu gelombang pasang," ujar Suyanto kepada SuaraJogja.id, Rabu (10/8/2021).

Jarak tempat dinaikannya perahu dari bibir pantai sekitar 50 meter. Angka tersebut dinilai sudah cukup aman agar perahu tidak terkena gelombang pasang.

"Dari tinggi gelombang yang akan terjadi besok maka kami perhitungkan jarak 50 meter dari bibir pantai sudah aman," jelasnya.

Menurut dia, perahu hanya akan dinaikkan selama tiga hari, mulai hari ini sampai Jumat (13/8/2021). Diperkirakan tinggi gelombang akan surut pada Sabtu (14/8/2021) mendatang.

"Hari sabtu besok kalau gelombangnya sudah surut diperkirakan kami akan melaut lagi karena sudah reda," ujar dia.

Baca Juga: Waspada! BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jawa Timur

Ombak yang muncul besok, lanjutnya, dianggap tidak terlalu besar. Ombak yang besar biasanya mencapai ketinggian 5,5 meter atau 18 feet.

"Ombak 5,1 meter termasuk kecil karena gelombang dan tingkat pasang naiknya air sekitar 1,7 meter. Ombaknya juga enggak terlalu naik ke atas," tambahnya.

Terlebih, fenomena alam seperti itu memang biasa terjadi saat musim angin timur pada Juli dan Agustus.

"Di bulan Juli dan Agustus memang ada gelombang tinggi. Cuma kapan waktu terjadinya saja yang tidak pasti, bisa maju mundur," katanya.

Katanya, saat ini para nelayan sudah melek soal teknologi, sehingga dapat mencari informasi soal ombak di internet.

"Sekarang nelayan sudah tahu teknologi jadi update infonya dari internet. Mereka selalu ngecek tinggi gelombang dan arah angin bertiup kemana. Itu dilakukan untuk memudahkan sebelum melaut," katanya.

Load More