SuaraJogja.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan ada penurunan deformasi Gunung Merapi. Kendati begitu BPPTKG memastikan kondisi saat ini belum bisa dikatakan sudah aman.
"Jadi sekarang ini benar sekali bahwa ini kondisi menurun karena tekanan sudah tidak ada, maksudnya sudah berkurang. Sehingga EDM atau deformasi menjadi lebih kecil," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida kepada awak media melalui siaran virtual, Jumat (13/8/2021).
Berdasarkan data yang dimiliki oleh BPPTKG, tercatat untuk deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada pengamatan periode minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 7,7 cm per hari.
Pemendekan jarak itu menurun jika dibandingkan pada periode pengamatan dua minggu sebelumnya yakni sempat mencapai 12 cm per hari.
Namun Hanik menegaskan kondisi tersebut belum dapat sepenuhnya dikategorikan menjadi semakin aman. Pasalnya saat ini Merapi tengah memasuki fase ekstrusi.
"Kalau aman belum, justru sekarang ini adalah fase ekstrusi. Jadi pada saat ada tekanan itu adalah fase intrusi atau kejadian pergerakan magma dari dalam menuju ke permukaan. Nah sekarang yang sudah ada dipermukaan ini adalah untuk keluar, fase keluarnya yang kita sebut fase ekstrusi," terangnya.
Lebih lanjut kata Hanik, fase ekstrusi ini masih perlu untuk diwaspadai lagi. Pasalnya kemunculan awan panas serta gugursn lava masih akan terus mengancam ke daerah-daerah potensi bahaya yang telah ditetapkan.
"Fase ekstrusi ini yang justru harus kita hati-hati. Dalam artian awan panas masih mengancam ke daerah-daerah potensi bahaya yang telah ditetapkan sebelumnya," ungkapnya.
Terkait dengan ancaman bahaya sendiri, Hanik menuturkan dalam periode sebulan ini terjadi pergeseran arah guguran kubah lava yang ada di sektor barat daya. Jika sebelumnya arah guguran pada kubah barat daya menuju Kali Boyong dalam beberapa waktu ini mengarah ke Kali Bebeng.
Baca Juga: BPPTKG Pastikan Kegempaan di Selatan Yogyakarta Baru-Baru Ini Tak Berkaitan dengan Merapi
"Dari awal-awal dominanya itu adalah ke arah Kali Boyong, mulai 13 Juli sampai dengan 13 Agustus ini sekarang yang dominan ke (Kali) Bebeng. Jadi ini arah dominasi berubah ke Kali Bebeng. Sekarang ke arah Bebeng yang potensinya adalah sampai 5 km," tuturnya
Untuk itu, Hanik terus mengimbau kepada warga agar tidak melakukan aktivitas di alur sungai. Sebab potensi ancaman bahaya itu masih bisa sewaktu-waktu terjadi terlebih mengingat kecepatan awan panas Merapi sendiri.
"Kita selalu menyampaikan, kecepatan awan panas Merapi ini kecepatannya bisa sampai 100 km per jam. Bisa membayangkan 100 km per jam kalau naik mobil di jalan tol itulah. Sekarang kalau di alur sungai akankah bisa lari dengan kecepatan itu? Itu aja yang perlu diperhatikan," pungkasnya.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Berita Terkait
-
BPPTKG Pastikan Kegempaan di Selatan Yogyakarta Baru-Baru Ini Tak Berkaitan dengan Merapi
-
Aktivitas Merapi Meningkat, Sepekan Muncul 28 Kali Awan Panas dan 253 Guguran Lava
-
Merapi Luncurkan 3 Kali Wedus Gembel Dalam 6 Jam Terakhir, Jarak Terjauh 2,5 Kilometer
-
Gunung Merapi Lucurkan Awan Panas 4 Kali, 3 Km ke Arah Barat Daya
-
Masih Erupsi Efusif, sejak Dini Hari Merapi 4 Kali Muntahkan Awan Panas
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
Terkini
-
KUR BRI Bantu Pengusaha Pakan Ternak Ponorogo Tingkatkan Kapasitas Produksi
-
Analisis Tajam Sabrang Letto: Kasus Tom Lembong Jadi Pertaruhan: Wasit Tak Adil!
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis