SuaraJogja.id - Upacara pengibaran bendera merah putih pada HUT ke-76 Kemerdekaan RI di lereng Gunung Merapi, Selasa (17/8/2021), berlangsung lancar dan khidmat kendati aktivitas gunung di wilayah perbatasan DIY dan Jawa Tengah ini masih cukup tinggi.
Berdasarkan pantauan reporter SuaraJogja.id di Bukit Klangon, Pedukuhan Kalitengah Lor, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, yang menjadi tempat upacara pengibaran bendera itu dilakukan, sempat teramati beberapa kali aktivitas Merapi baik dari guguran lava atau awan panas.
Lurah Glagaharjo Suroto mengatakan bahwa lokasi upacara di Bukit Klangon tersebut berjarak 4 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Jarak yang terbilang cukup dekat ditambah cuaca yang mendukung membuat visual Merapi terlihat sangat jelas.
"Di sini (Bukit Klangon) jaraknya 4 kilometer ke puncak dan alhamdulillah dengan kita ikut memperingati hari ulang tahun RI ke-76 ini Merapi sangat mendukung," kata Suroto saat ditemui awak media.
Pria yang kerap disapa Mbah Roto tersebut tidak memungkiri bahwa sempat terjadi beberapa aktivitas dari Gunung Merapi saat pelaksanaan upacara berlangsung.
"Tadi ada luncuran tetapi juga luncuran ke wilayah barat. Jadi wilayah selatan, kita di Glagaharjo ini masih aman," ungkapnya.
Mbah Roto menyebut bahwa upacara pengibaran bendera berukuran 9x6 meter itu hanya diikuti secara terbatas saja. Mulai dari Muspika, Pamonh Kalurahan, relawan Komunitas Siaga Merapi (KSM) dan masyarakat setempat.
Upacara sendiri baru dimulai pada sekitar pukul 9.30 WIB. Dengan Kapolsek Cangkringan AKP Nidia Ratih yang bertindak selaku inspektur upacara.
Disampaikan Mbah Roto bahwa upacara pengibaran bendera berukuran raksasa ini memang rutin dilakukan oleh warga Cangkringan, Sleman. Terhitung upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia itu sudah empat kali ini dilaksanakan.
Baca Juga: HUT RI ke-76, 13 Rumah Terbakar di Jakarta Timur
"Ya ini kan salah satu kegiatan yang rutin kita laksanakan. Jadi di sini kita sudah melaksanakan empat kali pengibaran bendera," tuturnya.
Berdasarkan catatan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada periode pengamatan Selasa (17/8/2021) pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB. Awan panas guguran memang sempat teramati beberapa kali keluar menuju ke arah barat daya.
Setidaknya total pada periode enam jam itu teramati 4 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1000-2000 meter mengarah ke barat daya.
Salah satu awan guguran itu tepatnya keluar saat upacara berlangsung tepatnya pukul pukul 9.39 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 17 mm dan durasi 62 detik.
Jarak luncur yang tercatat adalah sejauh 1.000 meter ke arah barat daya atau ke Kali Bebeng.
Bahkan tidak lama setelah upacara berakhir awan panas kembali meluncur dari puncak Merapi tepatnya pada pukul 10.49 WIB.
Berita Terkait
-
HUT RI ke-76, 13 Rumah Terbakar di Jakarta Timur
-
Gunung Merapi Erupsi, Sultan Belum Instruksikan Warga di Lereng Mengungsi
-
Viral Pendaki Pose di Gunung Merapi Saat Status Siaga, BTNGM Ragu Kebenarannya
-
Gunung Merapi Kerap Ekstrusi pada Agustus, BPPTKG: Itu Merupakan Fase Erupsi
-
Nekat! Viral Cowok TikTokan di Puncak Gunung Merapi saat Status Siaga
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
Terkini
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo
-
PSBS Biak 'Kuasai' Maguwoharjo, Pemkab Sleman Beri Lampu Hijau, Bagaimana Nasib PSIM?