SuaraJogja.id - Sebuah foto seorang pria diduga mendaki Gunung Merapi saat kondisi Siaga atau Level III viral di media sosial. Foto yang dibagikan akun Twitter @merapi_uncover itu memperlihatkan pria mendaki seorang diri.
Dalam narasinya, akun tersebut mempertanyakan nekatnya pria tersebut mendaki ke Gunung Merapi.
"Padahal Pendakian Merapi masih tutup, selain PPKM, status Aktivitas merapi juga siaga," tulis akun tersebut disertai emoticon bingung.
Foto yang mendapat 94 kali retweet itu memperlihatkan dua slide Foto. Pertama foto full body yang menunjukkan suasana gunung. Foto kedua tentang pengakuan pendaki yang baru saja mendaki ke sana.
Baca Juga: Kali Pertama Sepanjang Juli-Agustus di Sleman, Nol Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isoman
Terlihat berswafoto, pria yang belum diketahui identitasnya itu juga mengaku mendengar suara gemuruh dari gunung yang sempat erupsi hebat pada 2010 lalu.
"Kemarin 15 Agustus 2021, blas raenek uwong. Nk puncak suaranya gemurung (15 Agustus 2021, tidak ada orang sama sekali. Di puncak suaranya bergemuruh," tulis pria tersebut di foto miliknya.
Pada slide kedua juga menunjukkan suasana Gunung dengan banyak rumput kuning yang ditengarai berada di Pasar Bubrah.
Berbagai respon dari netizen pun bermunculan. Mulai dari respon negatif dan juga positif.
"Tutupnya kawasan itu kewenangan pihak setempat yang terkait bila ada pelanggaran atau menerobos masuk. Dasar budaya mendaki Gunung itu, wisata alam menguji nyali keberanian bahkan menantang. Kematian resiko di fahami penggiat. Dah gitu aja," tulis akun @elang****
Baca Juga: Sudah 10 Objek Wisata di Sleman Gelar Vaksinasi, Dispar juga Bakal Sasar Desa Wisata
"Nyusahin tim SAR buat nyari mayatnya," ujar akun @Klari*****
"Positif thinking wae, paling meh jajan kekuatan wedhus gembel," kata akun @pik****
Pihak Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) merespon viralnya foto pria yang diduga mendaki ke Gunung Merapi saat status gunung Siaga atau Level III. BTNGM meragukan foto tersebut diambil pada 15 Agustus 2021 lalu.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha BTNGM, Ahkmadi menjelaskan bahwa sampai saat ini, pihaknya sudah melarang adanya pendakian ke Gunung Merapi.
"Sudah kami sampaikan di tiap media sosial bahwa pendakian dilarang. Kami juga melakukan patroli dan juga melaksanakan pengamanan jalur sejak 9 Agustus lalu sampai hari ini," terang Akhmadi dihubungi Suarajogja.id, Senin (16/8/2021).
Ia juga memastikan bahwa jalur Selo, Kabupaten Boyolali, Jalur Sapuangin, Kabupaten Klaten dan Jalur Kinahrejo, Kabupaten Sleman bukanlah jalur pendakian. Sehingga tidak mungkin ada pendaki melewati jalur itu.
Akhmadi mengatakan pihaknya meragukan dengan foto itu. Pasalnya, kondisi yang ditampilkan di foto diragukan bukan kondisi sekarang, seperti kondisi rumput yg masih terlihat banyak.
"Padahal saat ini hampir tidak ada rumput karena erupsi yang sering terjadi akhir ini. Kemudian kondisi puncak jauh berbeda dengan kondisi puncak saat ini," terang dia.
Lebih lanjut, kata Akhmadi kondisi bebatuan juga demikian berbeda dengan kondisi saat ini.
"Saat ini kondisi puncak dominan putih atau abu-abu karena terus terkena material erupsi yang saat ini relatif rutin terjadi," jelas dia.
Pihaknya juga sudah mengecek cctv yang ada di jalur menuju Pasar Bubrah. Hasilnya tidak ada pendaki terekam kamera tersebut.
Disinggung apakah foto itu hoaks, Akhmadi tidak mau berspekulasi lebih. Menurutnya kondisi foto dengan kondisi saat ini jauh berbeda.
"Yang jelas, menurut kami foto itu tidak menggambarkan kondisi merapi saat ini," jelas Akhmadi.
Berita Terkait
-
Dharma Pongrekun Siap Jadi Tukang Kaos, Netizen Minta Bahas Elite Global
-
Viral Wanita Umrah Bareng Teman Pria hingga Dilamar di Depan Kabah: Netizen Langsung Meradang!
-
Jateng dan Rompi Jadi Perbincangan di X, Segini Harga Rompi Anti Peluru
-
Bisa Self Foto, Abadikan Momen di Studio Terbesar Kota Jalur
-
Abdur Arsyad Senggol Menteri HAM Natalius Pigai Buntut Kasus Penembakan Siswa di Semarang
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali