SuaraJogja.id - Gunung Merapi mengalami dua kali erupsi pada Senin (16/08/2021) pagi. Gunung ini menyemburkan awan panas terjauh mencapai 3,5 kilometer pada pukul 05.36 WIB dengan jarak luncur awan panas mencapai 2 kilometer.
Menanggapi hal ini, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menyatakan Pemda belum membuat kebijakan pengungsian bagi warga sekitar Merapi. Pemda masih menunggu perkembangan erupsi yang terjadi.
Apalagi jarak luncur material vulkanik masih berada di dalam radius bahaya yang ditetapkan BPPTKG Yogyakarta sejauh 5 km dari puncak Merapi. Pemda masih menunggu informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) untuk mengambil kebijakan lebih lanjut.
"[Warga sekitar merapi] belum [mengungsi], saya kira masyarakatnya belum akan meninggalkan tempat. Karena memang perkiraaan saya hanya di sekitar situ saja," papar Sultan di DPRD DIY, Senin (16/08/2021).
Baca Juga: BPBD DIY Makamkan 846 Pasien Covid-19 pada Agustus, 134 Diantaranya Meninggal saat Isoman
Sultan mengungkapkan, status Gunung Merapi saat ini pada level 3 atau Siaga setelah dinaikkan pada 5 November 2020 lalu. Pasca kenaikan status, aktivitas gunung tersebut dirasakan belum mengancam pemukiman penduduk.
"Merapi ya aktivitas begini, dampaknya ya memang erupsi saja, ya kalau sampai debunya ya anginnya ke sana saja. Perkiraan sementara dampak aktivitas erupsi Merapi masih di sekitar wilayah [rawan bencana sesuai rekomendasi BPPTKG] itu saja," ungkapnya.
Dari informasi BPPTKG, erupsi pertama Merapi pada Senin pagi memiliki jarak luncur awan panas mencapai 2 kilometer. Kemudian pada pukul 05.53 WIB muncul luncuran awan panas kedua dengan jarak luncur 3.500 meter ke arah barat daya dan tinggi kolom 600 meter dari puncak.
BPPTKG menyebutkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah sungai Woro. Selain itu sejauh 5 kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng. Akibat awan panas ini, 11 desa dari tiga kecamatan di wilayah di Kabupaten Magelang Jawa Tengah terdampak hujan abu relatif tebal.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga: PPKM Kembali Diperpanjang, Pemda DIY Berharap Angka Kesembuhan COVID-19 Meningkat
Berita Terkait
-
Kondisi Pengungsi Erupsi Lewotobi Membaik, Pemerintah Siapkan Hunian Baru di Lokasi Aman
-
Gunung Lewotobi Erupsi Lagi, Warga Dilarang Beraktivitas di Zona Radius 7 Kilometer
-
Mengenang Erupsi Gunung Merapi 2010 di Museum Mini Sisa Hartaku
-
Kelasnya Pernikahan Putri Andika Perkasa dan Putra Marsekal Yuyu Sutisna, Raja Asli Jadi Saksi
-
GEMURUH KERAS! Gunung Ibu Erupsi, Kolom Abu 700 Meter, Warga Diminta Waspada
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi