Diutarakan Alissa, pendampingan secara case by case pada anak yang kehilangan orang tuanya di sejumlah wilayah sendiri telah berjalan. Sementara untuk dukungan himpunan psikolog itu masih terbatas di Jakarta saja saat ini.
"Kalau untuk yang himpunan psikologi ini juga sudah mulai dilaksanakan tapi di Jakarta. Dari UI kalau ngga salah. Temen-temen psikologi UI mulai berjalan. Dan kita akan terus memperkuat itu," tegasnya.
Putri sulung dari mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid itu menilai bahwa saat ini sebenarnya masyarakat sudah responsif. Dalam artian gerakan inisiatif yang dilakukan oleh masyarakat untuk membantu sesama telah berjalan dengan baik.
"Jadi gini, untuk yatim piatu ini sebetulnya sekarang masyarakat responsif. Jadi pemerintah juga ngomong ini, melihat ini sebagai persoalan dan berusaha mengambil langkah. Jadi di data oleh Kemensos, pemerintah kabupaten kota, provinsi mulai mendata. Lalu masyarakat melakukan inisiatif pengumpulan dana dan lain-lain," tuturnya.
Baca Juga: 11 Ribu Anak Kehilangan Ortu Selama Pandemi, Gusdurian Minta Pendampingan Jangka Panjang
Namun yang menjadi kendala adalah bantuan yang datang dari inisiatif masyarakat itu tidak berlangsung lama. Sebab masyarakat hanya mengandalkan kolektif saja dan tidak berbasis lembaga.
"Sementara kalau dari pemerintah ya kita tahu hambatan pemerintah biasanya adalah birokrasi. Ketika sudah (ada bantuan) apakah sudah kemudian jangka panjang atau tidak," imbuhnya.
Alissa menambahkan saat ini Gusdurian juga bekerjasama sejumlah gerakan masyarakat lainnya. Di antaranya adalah gerakan KawalMasaDepan yang diketahui merupakan gerakan inisiatif yang berkolaborasi dengan KawalCOVID-19 dan WargaBantuWarga.
Gerakan-gerakan itu juga memfokuskan pada penggalangan dana dari publik. Tujuan untuk memberikan santunan biaya hidup dan biaya pendidikan kepada anak-anak yatim piatu akibat kehilangan orang tuanya karena Covid-19.
"Tapi KawalMasaDepan juga minta tolong Gusdurian karena mereka bisa membuat assesmentnya tapi pendampingannya butuh relawan yang ada di lapangan. Jadi bekerjasama dengan Gusdurian untuk pendampingan di lapangan. Kalau Gusdurian kan ada di 100 kota lebih ya," tandasnya.
Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19, Ganjar Pranowo Sebut Ada 7.756 Jadi Anak Yatim Piatu
Berita Terkait
-
RUU TNI Kontroversial Mau Disahkan, Alissa Wahid: Praktik yang Buruk Dalam Kehidupan Berdemokrasi
-
Sambut Hangat Kunjungan Paus Fransiskus, Gusdurian: Momentum Kuatkan Perdamaian dan Toleransi
-
GusDurian Tolak Ormas Keagamaan Main Tambang
-
Humor Gusdurian: Hikmah di Balik Lelucon Khas Gus Dur
-
Mencuat Wacana Pilpres Satu Putaran Untuk Hemat Anggaran, Jaringan Gusdurian: Itu Mengada-ada
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan