SuaraJogja.id - Kasus anak yang kehilangan orang tua akibat terpapar Covid-19 di Indonesia masih cukup banyak. Berdasarkan data yang diperoleh dari Gusdurian, sudah ada sebanyak 11 ribu anak yang kehilangan satu atau bahkan kedua orang tuanya selama masa pandemi Covid-19.
Merespons hal ini, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengatakan, sejumlah bantuan kepada anak-anak itu terus disiapkan. Tidak hanya dari segi materi, bantuan yang diberikan juga berupa pendampingan secara psikologis.
"Kalau untuk anak-anak yatim piatu karena Covid-19 itu kita membuka pendaftaran umum dengan online registration. Kemudian kita sudah verifikasi dan kemudian sudah mulai menyalurkan bantuan," kata Alissa kepada awak media, Rabu (18/8/2021).
Saat ini bantuan tersebut sudah mulai disalurkan di sejumlah daerah di Indonesia. Di antaranya di Jawa Barat, Jakarta, hingga Jawa Timur.
Baca Juga: 11 Ribu Anak Kehilangan Ortu Selama Pandemi, Gusdurian Minta Pendampingan Jangka Panjang
Bentuk bantuan yang sudah disalurkan itu sendiri ada yang berupa uang tunai untuk sementara waktu. Nominalnya sendiri mencapai Rp. 1 juta rupiah untuk setiap anak yang kehilangan orang tuanya.
"Tetapi kita mempersiapkan pendekatan yang lebih jangka panjang, yang lebih berbasis infrastruktur," ujarnya.
Lebih lanjut, dijelaskan Alissa bantuan dengan pendekatan jangka panjang itu dapat berupa mengenai kelanjutan sekolah si anak hingga yang tidak boleh dilupakan adalah pendampingan psikologis.
Untuk pendampingan psikologis anak-anak terdampak pandemi Covid-19 itu sendiri, Alissa menyebut Gusdurian di tingkat lokal telah secara terus menerus melakukan monitoring. Sehingga tidak hanya bantuan secara materi atau fisik saja tapi setelah itu pendampingan terus dilakukan.
Alissa menyatakan program pendampingan secara psikologis itu bahkan juga akan merambah secara online. Nantinya bekerjasama dengan himpunan psikolog yang ada.
Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19, Ganjar Pranowo Sebut Ada 7.756 Jadi Anak Yatim Piatu
"Karena kasihan sekali mereka (anak-anak) yang terdampaknya jangka panjang. Kalau orang isoman sembuh udah. Tapi anak yang kehilangan orang tua itu jangkanya panjang sekali perubahan itu," terangnya.
Berita Terkait
-
RUU TNI Kontroversial Mau Disahkan, Alissa Wahid: Praktik yang Buruk Dalam Kehidupan Berdemokrasi
-
Sambut Hangat Kunjungan Paus Fransiskus, Gusdurian: Momentum Kuatkan Perdamaian dan Toleransi
-
GusDurian Tolak Ormas Keagamaan Main Tambang
-
Humor Gusdurian: Hikmah di Balik Lelucon Khas Gus Dur
-
Mencuat Wacana Pilpres Satu Putaran Untuk Hemat Anggaran, Jaringan Gusdurian: Itu Mengada-ada
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa