SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Terlihat dari awan panas dan guguran lava yang masih terus terjadi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Jumat (20/8/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB tercatat ada dua kali awan panas guguran.
"Teramati 2 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter mengarah ke barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/8/2021)
Tidak hanya awan panas, kata Hanik, sejumlah guguran lava turut teramati dalam periode pengamatan 24 jam tersebut. Guguran lava kali ini hanya mengarah ke barat daya.
"Teramati 42 kali guguran dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya" ujarnya.
Asap kawah sempat teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah.
Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Mulai dari kegempaan guguran sebanyak 331 kali, embusan sejumlah 7 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 4 kali dan 1 kali tektonik jauh.
Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Sabtu (21/8/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB. Tidak teramati ada awan panas guguran yang muncul.
Pada periode pengamatan enam jam tersebut juga tidak ada aktivitas dari guguran lava.
Baca Juga: Masih Erupsi, Gunung Merapi Luncurkan 20 Kali Awan Panas dan 172 Kali Guguran Lava
Hanya saja terlihat asap kawah yang berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 80 meter di atas puncak kawah.
Kendati begitu sejumlah kegempaan tetap masih terjadi dalam periode tersebut. Di antaranya guguran sebanyak 66 kali, embusan 5 kali, dan hybrid atau fase 1 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Selain itu masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Berita Terkait
-
Masih Erupsi, Gunung Merapi Luncurkan 20 Kali Awan Panas dan 172 Kali Guguran Lava
-
Jumat Pagi Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas ke Barat Daya, Jarak Capai 2 Kilometer
-
Diwarnai Erupsi, Upacara HUT RI di Lereng Merapi Tetap Berlangsung Khidmat
-
Gunung Merapi Erupsi, Sultan Belum Instruksikan Warga di Lereng Mengungsi
-
Viral Pendaki Pose di Gunung Merapi Saat Status Siaga, BTNGM Ragu Kebenarannya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Tetap Tenang, Simak 10 Tips Bagi yang Baru Pertama Kali Naik Pesawat
-
Waspada Hujan di Jogja! Ini Prakiraan Cuaca BMKG untuk 18 September 2025
-
Bantul Optimis Swasembada Beras 2025: Panen Melimpah Ruah, Stok Aman Hingga Akhir Tahun
-
Sampah Menggunung: Jogja Kembali 'Numpang' Piyungan, Kapan Mandiri?
-
Terjebak dalam Pekerjaan? Ini Alasan Fenomena 'Job Hugging' Marak di Indonesia