SuaraJogja.id - Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti ikut menanggapi terkait penghapusan lukisan mural di Jembatan Kewek, Kota Jogja yang sempat viral beberapa waktu lalu. Menurut Haryadi ada cara lain untuk menyampaikan pesan dan ekspresi masyarakat melalui jalur yang baik.
"Aspirasi masyarakat itu kan boleh saja, asal dengan cara dan jalur yang baik sebagaimana masyarakat menyampaikan pesan," terang Haryadi ditemui wartawan di Kantor PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta, Selasa (24/8/2021).
Lukisan mural yang sebelumnya tertulis kata "Dibungkam", menurut Haryadi bukan merupakan pesan. Bahkan hal itu bernada provokatif.
"Kalau itu kan bukan pesan, itu memprovokasi. Nah kita harus melihat mana yang provokasi mana yang bukan," ujar dia.
Bagi Haryadi mural tersebut sebaiknya tak perlu dibuat saat situasi seperti ini. Jika pun ingin menyampaikan pendapat ada jalur lain yang siap menampung.
"Ya kan ada jalur lain, kita punya wakil rakyat. Ya sudah, sampaikan saja kepada mereka," kata Haryadi.
Sebelumnya sebuah lukisan mural yang diketahui dilukis oleh seniman Jogja terpaksa dihapus oleh aparat. Mural yang berada di bawah Jembatan Kewek ini diketahui dilukis pada Sabtu (21/8/2021). Namun pada Minggu (22/8/2021) sudah dihapus dengan cat putih.
Salah seorang Seniman Jogja yang membuat mural, Bamsuck mengatakan bahwa Jembatan Kewek biasa menjadi media kreatif para seniman mural. Karenanya mereka seringkali menggambar mural di jembatan tersebut sebagai bentuk karya seni mereka.
Sebelumnya lukisan Bamsuck dan kawan-kawannya yang dibuat di Jembatan Kewek tak pernah dihapus. Baru kali ini muralnya dihapus dimungkinkan karena tulisan kata Dibungkam.
Baca Juga: Bersiap Sekolah Tatap Muka, Pemkot Jogja Kejar 70 Persen Pelajar Tervaksin Bulan September
Dia tidak menyangka hanya karena tulisan itu, karyanya tiba-tiba tidak ada lagi.
"Saya kan juga rakyat yang berhak bersuara, apa salahnya bersuara [lewat mural]. Padahal mural saya kan gambar tapi kok dimasukkan ke pasal [dianggap kriminal]," ungkapnya kepada wartawan, Senin (23/8/2021).
Berita Terkait
-
Respon Penghapusan Mural oleh Pemerintah, Gejayan Memanggil Gelar Lomba Mural Dibungkam
-
Hapus Coretan "Tuhan Mau Kami Gambar", Plt Lurah Karet Kuningan: Jangan Ditunda-tunda
-
Mural Jadi Polemik, Kebebasan Berpendapat Dipertanyakan
-
Mural Bernada Kritik Dihapus, Pakar UGM: Sikap Anti Kritik Pemerintah Itu Lebay
-
Mural di Jembatan Kewek Dihapus Aparat, Seniman Sebut Kurang Kerjaan
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Rem Mendadak Picu Tabrakan Beruntun di Sleman, 1 Orang Luka
-
Melawan Keterbatasan, Seniman Disabilitas Jogja Pamerkan Karya Memukau di Tengah Mahalnya Bahan Baku
-
Stunting Sleman Turun Jadi 4,2 Persen, Rokok dan Pola Asuh Masih Jadi Musuh Utama
-
Demokrasi di Ujung Tanduk? Disinformasi dan Algoritma Gerogoti Kepercayaan Publik
-
Jalan Tol Trans Jawa Makin Mulus: Jasa Marga Geber Proyek di Jateng dan DIY