SuaraJogja.id - Tim Gloudeaf UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) mengembangkan kacamata cerdas yang dapat membantu berkomunikasi dengan teman tuli atau dikenal dengan Integrated Glasses with Smart Voice Recognition and Gestures Translation to Communicate with Deaf People.
Ketua Tim Gloudeaf Sandy Wahyu Agusta menuturkan bahwa alat tersebut dibuat bersama dengan beberapa mahasiswa lainnya. Di antaranya ada Muhammad Rifqy, Nisrina Athiyya Zain, Astri Hastiningrum, dan Lisa Firdaus Siti Nurjanah.
Disebutkan Sandy, pembuatan alat tersebut dilatar belakangi oleh kebutuhan masyarakat penyandang disabilitas tuli untuk lebih membantu dalam komunikasi.
Berdasarkan data yang tercatat pada Sistem Informasi Manajemen Penyandang Disabilitas (SIMPD) Kementerian Sosial tahun 2020 ada sebanyak 7,03% persen penduduk atau 13.648 jiwa merupakan penyandang disabilitas tuli.
“Dari data ini kebutuhan alat bantu bagi teman tuli semkin diperlukan terlebih untuk berkomunikasi dengan masyarakat,” kata Sandy kepada awak media, Sabtu (28/8/2021).
Lebih lanjut, Sandy menyatakan, hingga sekarang sudah ada dua perangkat yang berhasil dikembangan. Semua perangkat itu berbentuk kacamata pintar atau Smart Glasses.
Dari dua perangkat itu kegunaannya pun berbeda. Jadi perangkat pertama itu akan digunakan untuk teman-teman tuli sedangkan pada perangkat kedua digunakan untuk teman dengar.
Dijelaskan Sandy, perangkat yang berupa sebuah kacamata itu mampu mengubah bahasa isyarat menjadi sebuah teks. Sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh lawan bicara penyandang tunarungu.
"Sedangkan perangkat yang lain berupa sebuah kacamata yang mampu mengubah suara menjadi sebuah teks agar dapat dibaca dan dipahami oleh penyandang tunarungu,” terangnya.
Baca Juga: Bantu Warga Malioboro yang Terdampak PPKM Level 4, Mahasiswa Jogja Bagikan Sembako
Sandy mengungkapkan bahwa alat ini dikembangkan dengan menggunakan teknologi deep learning berupa Convolutional Neural Network (CNN).
Ditambah dengan Voice Recognition serta menggunakan katalog bahasa isyarat American Sign Language (ASL) yang digunakan untuk mengubah suara menjadi teks dan menerjemahkan bahasa isyarat ke dalam teks.
“Cara kerja perangkat ini adalah menangkap input baik berupa gerakan maupun suara, lalu mengubahnya menjadi sebuah teks atau kalimat,” ujarnya.
Sandy menilai kebutuhan perangkat ini bagi para penyandang disabilitas khususnya teman-teman tuli sangat diperlukan. Sehingga dapat digunakan untuk menunjang sarana dan prasarana dalam berkomunikasi.
“Kami berharap, nantinya Tim Gloudeaf dapat mengembangkan teknologi ini guna memberikan trobosan baru dalam menunjang sarana dan prasarana teman-teman tunarungu yang ada di masyarakat,” harapnya.
Diketahui bahwa Tim Gloudeaf sendiri menjadi perwakilan UPNVY dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-KC) yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek.
Sandy mengungkapkan bahwa nama Gloudeaf yang digunakan itu memiliki arti atau makna tersendiri.
Berita Terkait
-
Bantu Warga Malioboro yang Terdampak PPKM Level 4, Mahasiswa Jogja Bagikan Sembako
-
Pengawasan Pasien Isoman Minim, Bupati Sleman Usul Mahasiswa Kedokteran Ikut Terlibat
-
Mahasiswa Jogja Berduka, Pemilik Angkringan Pak Panut Meninggal karena Covid-19
-
Pengumuman Jalur Mandiri UPN 2021: Jadwal, Cara Daftar, Syarat, dan Biaya
-
MMTC Jogja Tambah 2 Pasien Baru, Total Jadi 18 Kasus Covid-19
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Ulah Polos Siswa Bikin Dapur SPPG Heboh: Pesanan Khusus Lengkap dengan Uang Rp3.000 di Ompreng!
-
Numpang Tidur Berujung Penjara: Pria Ini Gasak Hp Teman Kos di Sleman
-
Waduh! Terindikasi untuk Judol, Bansos 7.001 Warga Jogja Dihentikan Sementara
-
Dijebak Kerja ke Kamboja: Pemuda Kulon Progo Lolos dari Sindikat Penipuan hingga Kabur Lewat Danau
-
Banding Kasus TKD Maguwoharjo: Jogoboyo Edi Suharjono Lawan Vonis Berat