Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 02 September 2021 | 15:41 WIB
Ilustrasi petani muda. [Ema Rohimah / SuaraJogja.id]

Poktan Muda Putra Mandiri Sejahtera saat ini telah beranggotakan 20 orang yang terdiri dari masyarakat satu dusun. Dari jumlah anggota itu luas lahan yang dikerjakan setidaknya mencapai lebih kurang 2 hektare. 

Sleman cetak 1000 petani milenial hingga 2024

Terpisah, menanggapi adanya krisis regenerasi petani muda, Pemkab Sleman telah mencanangkan mencetak petani milenial. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Suparmono mengatakan target di Bumi Sembada sendiri yakni 1.000 petani milenial pada tahun 2024.

"Target sesuai surat DPKP DIY dan kami masukkan dalam indikator kinerja Bidang penyuluhan 1.000 petani milenial tercapai pada tahun 2024," ujar Suparmono.

Baca Juga: Jadwal Padat Liga 1, PSS Sleman Sebut Rotasi Pemain Jadi Kunci

Pria yang akrab disapa Pram tersebut mengungkapkan berdasarkan data terakhir yang dimiliki oleh DP3 Sleman, jumlah petani milenial (PM) Sleman yang masuk dalam usia kurang dari 40 tahun tercatat sudah 317 orang.

Menurutnya, petani milenial itu masih akan cenderung memilih komoditas yang pasti dari secara tingkat keuntungannya relatif tinggi. Didukung dengan perputaran uang pada komoditas itu lebih cepat.

Ilustrasi pertanian

Sehingga jika melihat lebih jauh, justru pada jajaran teratas itu adalah anak-anak muda yang tergabubg dalam sektor perikanan. Dengan berbagai komoditas dan model budidaya ikan yang juga beragam.

"Setelah itu baru hortikultura, ini juga relatif anak-anak muda yang bermain di situ. Itu kan tingkat keuntungannya relatif tinggi. Kalau kita bicara pertanian yang sawah dan itu ya memang kita butuh upaya lebih untuk menarik anak-anak muda turun ke situ. Dibandingkan dengan komoditas tadi," tuturnya. 

Ditanya mengenai upaya yang dilakukan untuk terus meningkatkan minat para pemuda itu, diakui Pram sudah dengan berbagai cara. Namun memang kendalanya masih belum ada program kegiatan yang menarik untuk pengembangan PM itu sendiri.

Baca Juga: PSS Sleman vs Persija Jakarta: Super Elja Siap Bungkam Macan Kemayoran

Pram merinci sejumlah upaya yang telah dilakukan di antaranya dengan mengindentifikasi PM melalui BP4 pada tahun 2019. Namun saat ini memang sudah banyak yang usianya melampaui 40 tahun.

Lalu ada pula merekrut PM melalui kegiatan pelatihan baik dari sumber dana Pokir maupun anggaran rutin. DP3 Sleman juga sudah berencana untuk membentuk Forkom PM tingkat Kabupaten hingga membangun komunikasi dengan PM yang telah masuk dalam WA grup untuk berbagi informasi pertanian.

"Saya juga punya program kemarin. Petani Milenial di desa-desa itu sudah banyak, ingin mengukuhkan petani-petani milenial itu untuk setiap Kapanewon atau kecamatan. Petani Milenialnya ini orangnya ini langsung dikukuhkan oleh Bupati, biar semangat mereka lebih," ungkapnya.

Pram menilai sebenarnya embrio-embrio di masing-masing wilayah khususnya setiap kapanewon itu sudah ada. Namun memang pandemi Covid-19 membuat rencana pengukuhan itu harus tertunda.

"Tapi rancangan untuk itu ada. Jadi kita ingin setiap Kapanewon ada pengukuhan Petani Milenial, nanti orangnya ini, usahanya itu. Nanti pendampingan dari kita pasti ada, tergantung dari komoditasnya," imbuhnya.

Mantan Panewu Cangkringan ini tidak menampik bahwa sesungguhnya potensi munculnya anak-anak muda sebagai PM itu sudah ada. Hanya tinggal memberikan formula yang tepat agar anak-anak muda itu semakin tertarik.

Load More