Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 02 September 2021 | 15:41 WIB
Ilustrasi petani muda. [Ema Rohimah / SuaraJogja.id]

Omah edutani, kata Mulyadi juga menggelar berbagai kegiatan khususnya yang berkaitan dengan dunia pertanian. Termasuk outbound sebagai gagasan bahwa bertani itu tidak hanya tentang menjual produk tetapi juga kegiatan masyarakat dalam bertani itu sendiri bisa digunakan sebagai edukasi.

"Dalam artian mungkin pengetahuan orang atau anak muda tentang petani itu ya ke sawah menanam padi lalu dijual. Tetapi padahal kalau melihat lebih jauh tentang pertanian itu kan tidak hanya sekedar itu," terangnya. 

Maka dari itu, omah edutani mencoba memberikan pemahaman tentang dunia pertanian yang sebenarnya luas. Ada rantai yang panjang dan perlu diajarkan pada generasi muda. 

Menurutnya, dunia pertanian itu sebenarnya juga menghasilkan jika dipahami dengan menyeluruh. Kendala selama ini adalah anak-anak muda kurang mendapat informasi yang memadai sehingga pertanian itu menjadi suatu yang justru kurang menarik. 

Baca Juga: Jadwal Padat Liga 1, PSS Sleman Sebut Rotasi Pemain Jadi Kunci

"Itu yang harus kita hidupkan, yang menjadi unik adalah kelompok tani muda itu selalu akan diproyeksikan untuk menanam sesuatu tapi saya belum menemukan ada yang fokus berkecimpung dalam dunia pertanian lebih ke edukasinya," ungkapnya.

Mulyadi ingin lewat omah edutani ini bisa menghasilkan kelompok tani muda yang punya sesuatu yang unik terkhusus dalam sisi edukasinya bukan melulu soal produksi. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda dengan dunia pertanian.

"Taman bacaan di Sleman ke arah edukasi pertanian belum ada, rata-rata secara umum. Kalau lembaga untuk pertanian sudah banyak sebelumnya. Tapi yang kita ingin hadirkan di sini adalah ini milik kelompok atau masyarakat dan nanti kebutuhan itu tergantung masyarakat ingin belajar apa," ucapnya.

Mulyadi tidak memungkiri bahwa persoalan masyarakat khususnya petani tentang membaca buku tidak bisa dihindari. Kondisi itu dianggap sebagai sebuah pekerjaan rumah tersendiri.

"Tidak dipungkiri masyarakat ke sawah, kemudian lelah membaca tidak ada waktu. Maka kita hadirkan melalui kegiatannya itu misal ngopi tani (diskusi) lalu bedah buku. Bagaimana menghubungkan literasi tadi dengan dunia pertanian di masyarakat itu yang ingin kita hadirkan," ucapnya.

Baca Juga: PSS Sleman vs Persija Jakarta: Super Elja Siap Bungkam Macan Kemayoran

Dari segi praktik pun, saat ini omah edutani tengah mengarahkan kelompok tani muda untuk bisa mulai beralih ke pertanian organik. Edukasi itu terus dijalankan agar petani tidak hanya bergantung pada pupuk kimia atau pestisida saja. 

Load More