Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 03 September 2021 | 17:57 WIB
Rumah warga di Pedukuhan Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati, Sleman yang terdampak proyek pembangunan jalan tol Jogja-Bawen mulai dibongkar, Jumat (3/9/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

"Ngga ada perubahan yang gimana-gimana, ya ada perubahan sih sepi paling. Mungkin nanti langsung panas gitu. Rata-rata juga masih membangun (rumah baru) di sebelahnya deket sini," kata Mujiati.

Mujiati juga tidak iri dengan kondisi beberapa warga yang terdampak tol menjadi miliarder. Ia bahkan bersyukur tidak terkena dampak pembangunan tol.

"Engga, engga ada warga yang iri biasa aja. Saya juga milih tidak kena tol," tuturnya.

Jogoboyo (Kasi Pemerintahan) Kalurahan Tirtoadi Heky Prihantoro menuturkan untuk di wilayah Tirtoadi sendiri tercatat ada 5 pedukuhan terdampak proyek tol Jogja-Bawen. Salah satu lokasi paling banyak terdampak yakni di pedukuhan Sanggrahan.

Baca Juga: Terdampak Pembangunan Tol, Padukuhan di Sleman Ini 'Hilang' Sampai 50 Persen

"Kalau Sanggrahan hampir secara wilayah administrasi hampir separuh hilang untuk jalan tol yang Jogja-Bawen," kata Heky ditemui awak media di Kantor Kalurahan Tirtoadi, Jumat (3/9/2021).

Heky menyatakan ada lebih kurang 265 total bidang yang terdampak proyek tol Jogja-Bawen. Belum jika ditambah dengan fasilitas umum yang bisa mencapai 300an bidang lebih.

Dari total keseluruhan bidang tersebut sebagian besar memang berada di Pedukuhan Sanggrahan. Termasuk juga rumah dari warga yang ikut tergusur akibat proyek jalan tol itu.

"Sanggrahan itu hampir 90 rumah, pemukiman. Kalau tanah itu sekitar 80an bidang dari total seluruh yang terdampa," ucapnya.

Baca Juga: Ganti Rugi Tol, Banyak Sales Kendaraan Bermotor Serbu Kampung Miliarder Baru di Sleman

Load More