SuaraJogja.id - Musyawarah Daerah (Musyda) PMI DI Yogyakarta yang akan digelar 25 September 2021 mendatang, mendapat pertentangan dari PMI Kota Yogyakarta yang belum mendapat kepastian pengurusan masa bakti 2021-2026. Hal itu akan menimbulkan pemilihan lembaga kemanusiaan yang cacat prinsip.
Kuasa Hukum PMI Kota Jogja Siswoto membeberkan bahwa PMI DIY terlalu egois jika harus menggelar Musyda tanpa melibatkan PMI kota di DIY.
"Kalau empat Kabupaten ikut tapi Kota Jogja tidak diikutsertakan tentu ada kecacatan dalam tubuh PMI dalam penyelenggaraan Musyda nanti. Mungkin secara jumlah sah jika ada Ketua baru yang terpilih. Namun itu cacat prinsip. Kami minta ini harus ditunda, " ujar Siswoto ditemui wartawan di Kantor PMI Kota Jogja, Kotagede, Sabtu (11/9/2021).
Bukan tanpa alasan PMI Kota meminta penundaan Musyda yang tinggal 2 pekan ini. Tak diterbitkannya SK Pengesahan Kepengurusan PMI Kota Jogja berpotensi menghilangkan hak suara saat musyawarah itu digelar. Padahal pada 30 Maret 2021 sudah terpilih Ketua yang baru secara aklamasi, dan digelar dengan Musykot sesuai AD/ART.
Baca Juga: Terdampak Covid-19, PMI Sebut Donor Darah di Jogja Menurun
"Artinya kami tidak bisa memberikan hak kami di musyawarah itu. Kepengurusan kami tidak jelas karena belum diterbitkannya SK ini," ujar dia.
Kekhawatiran ini menjadi polemik bagi seluruh anggota PMI Kota. Pada akhirnya mereka melayangkan gugatan terhadap Ketua PMI DIY, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo ke Pengadilan Negeri (PN).
Adik dari Sri Sultan HB X itu digugat karena melakukan perbuatan melawan hukum.
"Masuknya perdata. Jadi pihak tergugat (Gusti Prabu) melanggar kebiasaan yang dilakukan di dalam kepengurusan PMI," ujar dia.
Sebelumnya, Ketua PMI Kota Jogja terpilih, Heroe Poerwadi, sudah mengirimkan surat permohonan beberapa kali ke PMI DIY agar segera diterbitkan SK pengesahan itu. Bahkan pihaknya juga sudah memberitahu PMI Pusat agar mengetahui persoalan yang terjadi di daerah.
Baca Juga: Menteri PUPR Kaget Lihat Kondisi Butet Kartaredjasa dan 4 Berita SuaraJogja
"Namun hingga mendekati waktu musyda ini tidak ada tanggapan sehingga kami layangkan gugatan tersebut. Artinya kami meminta musyda ditunda hingga PMI kota mendapat SK itu," kata dia.
Terpisah, Ketua PMI DIY Gusti Prabukusumo mengungkapkan bahwa untuk musyda yang rencananya digelar 25 September 2021 akan diundur.
"Kemungkinan diundur sampai tanggal 2 Oktober 2021. Jadi jadwalnya (25 september) bersamaan dengan Raker PMI Pusat," terang Prabu dihubungi melalui sambungan telepon.
Disinggung terkait keputusan PMI DIY menunda menerbitkan SK Pengesahan Pengurusan PMI Kota Yogyakarta yang telah dilaksanakan pada 30 Maret 2021, Prabu tak mau berbicara banyak.
"Sebelumnya kan sudah dijelaskan. Jadi nanti semua lewat pengacara saya saja. Memang ada masalah internal organisasi, tapi santai saja," terang dia.
Berita Terkait
-
Pastikan Munas Golkar Sesuai Jadwal, Aburizal Bakrie Imbau Kader Taati Keputusan Tertinggi Partai
-
Tol Bangkinang-Pangkalan Diresmikan Presiden, Hubungkan Konsumen dengan Sentra Kawasan Produktif
-
Dompet Dhuafa Edukasi Program Tebar Hewan Kurban dalam Musyawarah Daerah FSLDKD Bandung Raya ke-XXVII
-
PKS Gelar Majelis Syuro Tentukan Cawapres, Anies Ikut Nimbrung
-
Cak Imin Tunggu Hasil Keputusan Musyawarah Majelis Syura PKS Soal Dukungan Cawapres
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Terkini
-
Akademisi UGM: Program Transmigrasi di Papua Masih Dibutuhkan
-
Satpol PP Kota Yogyakarta Terjunkan 100 Personel Amankan Kampanye Terbuka
-
DPD Golkar Gunungkidul Pecat Kader AMPI karena Dukung Paslon Selain Endah-Joko
-
Geger, Remaja Diduga Klitih Diamankan Warga di JJLS Gunungkidul
-
Peringati Hari Pahlawan, The 101 Yogyakarta Tugu dan Museum Benteng Vredeburg Hadirkan Pameran Seni Peaceful Harmony