SuaraJogja.id - Kepastian Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang bakal dilaksanakan pada tanggal 13 September di Kota Jogja terpaksa ditunda. Pemkot berasalan, pihaknya masih menunggu arahan Pemda DIY.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan uji coba PTM belum dilaksanakan pada 13 September karena harus menunggu kabupaten lain siap menggelar PTM.
"PTM belum ya karena PTM di Jogja harus bareng bareng se-DIY," terang Heroe kepada wartawan, Selasa (14/9/2021).
Ia menjelaskan, meski gagal menggelar uji coba, pihaknya sejak awal mengaku sudah siap jika PTM diberi izin oleh Pemda.
Baca Juga: PPKM di Jogja Sudah Bisa Turun ke Level 2, Wawali Pilih Capai 80 Persen Vaksin Dulu
"Kalau kami sendiri sudah siap sebenarnya. Fasilitas guru dan murid ya siap," ungkap dia.
Pihaknya juga sudah meminta kepastian dari orang tua siswa yang menginginkan PTM dibuka kembali. Lebih kurang 62 persen orang tua sudah setuju.
"Permintaan izin dari orang tua kita sudah. Memang banyak orang tua yang menginginkan dibuka lagi (PTM)," jelas dia.
Vaksinasi pelajar, bahkan guru juga telah dilakukan. Pihaknya melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) telah membuat mekanisme pembelajaran yang baik dan taat dengan protokol kesehatan (prokes).
"Semuanya sudah kami laksanakan, tinggal kapan begitu dilaksanakannya, nanti ikut Pemda DIY. Dilaksanakannya (PTM) itu bareng bareng," ujar dia.
Baca Juga: Masih Temukan Guru dan Siswa Tak Bermasker, Gibran Ngamuk: Tidak Usah PTM Saja
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim mengatakan bahwa pembukaan PTM tidak harus semua pelajar mendapat vaksin. Kendati begitu daerah yang sudah menerapkan PPKM Level 3 sudah bisa melaksanakan sekolah offline.
"Saya ingin pertama, klarifikasi aturan dari pemerintah pusat biar tidak ada kebingungan ya. Pemerintah Pusat mengatur (PPKM) 1-3, Level 1, 2, 3 itu boleh tak terbatas dan tidak ada kewajiban harus vaksinasi dulu (pelajar)," ujar dia.
Nadiem mengatakan sekolah yang guru atau tenaga pendidik sudah divaksin justru wajib melakukan PTM.
"Sekolah yang wajib tatap muka itu yang guru-gurunya sudah divaksin lengkap. Hanya guru ya, guru dan tenaga kependidikannya (tanpa siswa)," kata dia.
Meski PTM telah dibolehkan oleh Nadiem, pihaknya meminta pelajar dan guru taat serta disiplin terhadap prokes. Pasalnya tak menutup kemungkinan terjadinya klaster baru jika tidak waspada.
"Jangan euforia, tetap jaga prokes. Nanti jika muncul klaster (di sekolah) harus ditutup dulu sampai keadaan aman," jelas dia.
Berita Terkait
-
Bukan Singgih Raharjo atau Heroe Poerwadi, Golkar DIY Usung Sosok Ini di Pilwalkot Jogja
-
Drs. Heroe Poerwadi, MA
-
3 Jenis Penyakit Tidak Menular Paling Banyak Diderita Orang Indonesia dan Cara Mengurangi Risikonya
-
Posyandu Untuk Lansia di Aceh Barat
-
Aturan PTM Terbaru: Pembelajaran Disetop Jika Siswa Positif Covid-19
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
-
Debat Pilkada Dianggap Gagal, Aktivis Minta Solusi Lokal untuk Krisis Iklim di Kaltim
-
Harga Emas Antam Masih Bertahan Tinggi di Level Rp1.541.000/Gram Pada Akhir Pekan
-
Sambut Presiden dengan Kemewahan, Mercedes-Maybach S650 Pullman Jadi Tunggangan Prabowo di Abu Dhabi
-
Tangan Kanan Bongkar Shin Tae-yong Punya Kendala di Timnas Indonesia: Ada yang Ngomong...
Terkini
-
Fadli Zon: Indonesia Tak Boleh Lengah Usai Reog, Kebaya, dan Kolintang Diakui UNESCO
-
Dukung Pemberdayaan Disabilitas, BRI Hadir di OPPO Run 2024
-
Tak Gelar Kampanye Akbar, Paslon Harda-Danang Lakukan Hal ini di 17 Kapanewon
-
Latihan Intensif Tak Berdampak, PSS Sleman Dipermalukan Tamunya PSBS Biak
-
Menteri Kebudayaan Buka Pekan Warisan Budaya Takbenda di Jogja, Optimisme Jadikan Kebudayaan Indonesia Mendunia