Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 16 September 2021 | 20:07 WIB
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berharap agar kabupaten lain di DIY sudah melakukan skrining saat penerapan aturan ganjil-genap. Upaya tersebt diharapkan mempermudah proses menyeleksi mana saja pengendara yang sudah mengantongi surat vaksinasi dan bebas Covid-19.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengakui akan kerepotan untuk menyeleksi wisatawan yang nantinya masuk ke Jogja karena ada pengendara yang memang bertujuan wisata atau hanya melintasi Kota Jogja.

"Jadi aturan ganjil-genap itu kan harus dilakukan, tapi persoalannya Jogja ini kan kota yang terbuka, tidak hanya untuk wisata, bahkan semua orang bisa masuk ke Jogja. Ada 16 pintu, dan kami akan kerepotan memisahkan mana yang berwisata mana yang tidak," ujar Heroe kepada wartawan, Kamis (16/9/2021).

Ia mengatakan bahwa aturan tersebut masih dalam pembahasan meski sudah mendekati akhir pekan, Sabtu-Minggu, sehingga langkah pertama yang dilakukan Pemkot memastikan warga baik Jogja atau luar kota sudah membawa syarat perjalanan.

Baca Juga: Begini Rincian Aturan Ganjil Genap di Kota Malang

"Nah harapannya dari pihak Pemda DIY lalu Pemkab sudah melakukan skrining saat pengendara itu masuk. Jadi sudah menyeleksi warga yang memiliki sertifikat vaksin yang tertera di aplikasi pedulilindungi, termasuk hasil negatif swab," kata Heroe.

Ia mengatakan untuk destinasi wisata di Kota hanya Gembira Loka Zoo yang dibuka. Meski aturan ganjil-genap diterapkan cukup sulit dilakukan karena semua orang masuk ke Jogja. Berbeda dengan wisata pantai dimana hanya satu jalur dan bisa dilakukan pemisahan ganjil-genap.

"Pantai atau gunung dengan satu pintu bisa diterapkan karena mereka berwisata, tapi di Jogja belum tentu mereka wisata, bahkan bisa jadi warga Jogja sendiri," kata dia.

Lebih lanjut, obyek wisata Gembira Loka (GL) Zoo yang sudah dibuka saat ini, Pemkot juga akan membatasi jumlah kendaraan dan juga bus saat aturan ganjil genap diberlakukan. Sehingga protokol kesehatannya bisa dilaksanakan.

"Misalnya kapasitas wisata 50 persen, maka kita komunikasi dengan Bonbin (GL Zoo) 50 persen itu berapa kendaraan? Jika hitungannya 5 bus dan 20 kendaraan, ketika sudah memenuhi jumlah itu ya kita tutup," jelas dia.

Baca Juga: One Gate System Ditunda Lagi, Pemkot: Jogja Tidak Bisa Melaksanakan Sendiri

Heroe tak menampik bahwa pemberlakuan ganjil genap di Kota Jogja akan rumit, sehingga perlu dilihat efektivitas dari aturan tersebut.

"Ini kan lebih rumit memang ketika di lapangan.Maka saya bilang efektivitasnya harus kita perhitungkan," ungkap dia.

Load More