SuaraJogja.id - Rencana Pemkot Yogyakarta menerapkan One Gate System pada pekan ini harus tertunda kembali. Pemkot Yogyakarta mengaku tak bisa melaksanakan sendiri jika Kabupaten lain di DIY belum melakukan hal serupa.
Dengan begitu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyebut akan berkoordinasi dengan Pemkab-pemkab di wilayah lainnya.
"Jika hanya kota yang sendirian menerapkan (one gate system) tidak akan mampu. Maka kami ingin mengajak bersama sama kabupaten lain. Saat ini sedang kami komunikasikan," ujar Heroe ditemui wartawan di Tara Hotel, Tegalrejo, Kota Jogja, Rabu (15/9/2021).
Ia menjelaskan, DIY termasuk wilayah aglomerasi, di mana warga Sleman Bantul dan kabupaten lain beraktivitas juga di wilayah Kota Jogja. Integrasi itu perlu dibuat komitmen untuk bersama-sama menekan angka penyebaran virus Covid-19.
"Saya khawatir jika tidak ada kesepakatan yang sama kondisi Kota Jogja yang kasus pertumbuhan Covid-19 yang sudah landai ini kembali meningkat," ujar dia.
Maka dari itu, kewajiban pengunjung atau pengendara yang masuk ke DIY harus benar-benar memenuhi syarat. Baik surat atau bukti vaksin dari aplikasi pedulilindingi dan juga hasil negatif swab.
"Sehingga semuanya menjaga, pertama mereka yang masuk ke Jogja secara keseluruhan itu memang orang yang sudah memenuhi syarat, ada surat vaksin dan negatif swab. Kedua melindungi warga kita yang misal belum lengkap syaratnya (pengunjung) itu diimbau putar balik," terang Heroe.
Meski one gate system belum diberlakukan, Pemkot juga sudah melakukan penyekatan dan imbauan putar balik terhadap ratusan bus pariwisata yang masuk ke Jogja.
"Pengalaman kemarin hari Sabtu-Minggu ada 43 bus (Sabtu) yang rencananya masuk kota, bisa kita tahan. Lalu hari Minggu ada 135 bus yang datang juga kami tahan. Sehingga mereka parkir di wilayah Sleman, seperti jalan Magelang," terang dia.
Baca Juga: Tunda PTM 13 September, Pemkot Jogja Beri Penjelasan Ini
Meski begitu Kota Jogja, terutama Malioboro masih ramai. Heroe menduga, para pelaku perjalanan sendiri menggunakan taksi online untuk masuk ke kota.
"Nah inilah yang perlu kami soroti, agar penularan itu tidak terjadi lagi. Harapannya mereka sudah memenuhi syarat sesuai aturan dari Kasatgas penanganan Covid-19 nasional," ujar dia.
Berita Terkait
-
Tunda PTM 13 September, Pemkot Jogja Beri Penjelasan Ini
-
PPKM di Jogja Sudah Bisa Turun ke Level 2, Wawali Pilih Capai 80 Persen Vaksin Dulu
-
Malioboro Makin Ramai Pengunjung, Pemkot Tetap Padamkan Lampu Sesuai Aturan
-
DPRD Tolak Rencana Pemkot Yogyakarta Gelar Uji Coba PTM Pekan Depan
-
Pemkot Jogja Simulasikan PTM Pekan Depan, Jumlah Siswa ke Sekolah hanya 30 Persen
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Setelah Tragedi Sidoarjo, Ponpes di Bantul Jadi Sorotan! Kemenag Lakukan Ini
-
DANA Kaget Banjir Rejeki: Tips & Trik Jitu Klaim Saldo Gratis Hingga Jutaan Rupiah di Sini
-
Waspadai Kendal Tornado FC, PSS Sleman Janjikan Tampil Trengginas di Kandang
-
Efisiensi Anggaran "Memangkas" Kebudayaan? Komikus Yogyakarta Angkat Bicara Lewat Karya
-
Inja Ngaku Tak Percaya Cetak Dua Gol: Janji Beri yang Terbaik untuk PSS Sleman Lawan Kendal Tornado