SuaraJogja.id - Pagi itu serasa tak biasa bagi perempuan 14 tahun asal Kampung Karangkajen, Kalurahan Brontokusuman, Kemantren Mergangsan, Kota Jogja. Hari-hari sebelumnya, ia hanya perlu membuka laptop pada pukul 07.00 WIB untuk mengikuti pembelajaran daring di sekolahnya.
Berpakaian seragam lengkap, berkerudung putih dengan bersepatu hitam, serasa menjadi semangat baru bagi perempuan bernama Evelyne Dyah Pradnya Paramita saat masuk sekolah yang diizinkan menggelar tatap muka.
Hampir satu tahun dirinya tak merasakan bangku sekolah akibat dihentikannya pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah tempatnya belajar karena aturan PPKM. Siswi SMPN 5 Yogyakarta itu cukup bahagia dan tak sabar bertemu dengan teman satu angkatannya walau hanya sebentar.
"Senang banget rasanya bisa ke sekolah (PTM) lagi. Bertemu teman, bertemu ibu bapak guru meski waktunya terbatas," ujar Evelyne kepada SuaraJogja.id, di sela pembelajarannya di SMPN 5 Yogyakarta yang sudah menerapkan PTM, Senin (20/9/2021).
Baca Juga: Besok, Sekolah di Batam Mulai Laksanakan Belajar Tatap Muka
Memulai pembelajaran tatap muka untuk pertama kali setelah PPKM diterapkan, Evelyne merasa lebih nyaman. Bayangkan saja, hampir 2-4 jam dirinya belajar dengan mendengarkan penjelasan guru lewat laptop miliknya.
Bertatap muka dengan guru, bahkan bisa berdiskusi dengan teman akhirnya meruntuhkan kebosanan dia saat belajar online.
"Kalau bertatap muka itu kan lebih enak. Cepat menangkap pelajaran, karena disampaikan langsung ya kita bisa langsung respons," ujar dia.
Perempuan yang menyukai hobi menulis itu tak menampik saat belajar online ada gangguan hingga memecah konsentrasinya. Berbeda ketika bisa belajar di dalam kelas, siswa bisa lebih fokus menangkap pelajaran .
"Ya banyak gangguannya, ada suara di sekitar rumah, misal ada suara ayam. Konsentrasinya jadi terganggu. Apalagi kalau ada kasur, rasanya ingin rebahan saja," kelakarnya.
Baca Juga: Dua Kecamatan di Kutim Gelar PTM, Guru Belum Vaksin Dilarang Mengajar
Perlu sedikit beradaptasi ketika sekolah tatap muka diberlakukan lagi. Evelyne merasa sedikit awam karena jarang bertemu dengan orang selama belajar offline.
Berita Terkait
-
Sinergi KKN Unila, UPTD Puskesmas Kalianda, dan PKK Cegah Stunting dan PTM
-
5 Penyebab Mahasiswa Enggan Berbagi Layar Saat Presentasi Online
-
3 Jenis Penyakit Tidak Menular Paling Banyak Diderita Orang Indonesia dan Cara Mengurangi Risikonya
-
Posyandu Untuk Lansia di Aceh Barat
-
Aturan PTM Terbaru: Pembelajaran Disetop Jika Siswa Positif Covid-19
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan