Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 21 September 2021 | 08:08 WIB
Pelajar kelas 3 SMP, Evelyne Dyah Pradnya Paramita, berbincang dengan wartawan saat pembukaan PTM di SMPN 5 Yogyakarta, Senin (20/9/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

"Akhirnya belajar lagi dan mengingat lagi dengan guru-guru kita. Lalu cara bergaul dengan teman, kan lama sekali tidak pernah bertemu mereka," terang siswi yang duduk di bangku kelas 3 SMP itu.

Kesempatan belajar tatap muka, akhirnya dijadikan momen untuk melihat teman-temanya di sekolah dan berkomunikasi saat pelajaran saja. Namun begitu, Evelyne merasa lega bisa berinteraksi dengan rekan sekolah dia.

Ia tak menampik ketika berangkat sekolah, dirinya juga membuat janji dengan temannya agar bisa bertemu sesaat.

"Walau waktunya dibatasi dan tidak bisa lama-lama (berbincang dengan teman), ya dimanfaatkan semaksimal mungkin," kata dia.

Baca Juga: Besok, Sekolah di Batam Mulai Laksanakan Belajar Tatap Muka

Evelyne yakin bahwa pendidikan di sekolah tidak hanya untuk menuntut ilmu akademik. Sosialisasi dan interaksi antar orang juga penting untuk dilakukan.

Pembelajaran Tatap Muka di Jogja salah satunya dilaksanakan oleh sekolah yang sudah siap. Hal itu dilakukan secara uji coba dan harus sudah memenuhi syarat.

Siswa SMPN 5 Yogyakarta sedang memperhatikan materi yang disampaikan guru saat pembelajaran tatap muka, Senin (20/9/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Plt Kepala Sekolah SMPN 5 Yogyakarta, Retna Wuryaningsih mengatakan bahwa mekanisme PTM di sekolahnya dibuat cukup ketat. Dalam sehari hanya 50 persen siswa yang dibolehkan ikut PTM.

Pembagiannya, kelas 1 2 dan 3 SMP digilir dan hanya setengah dari total siswa yang datang ke sekolah.

Sisanya pihak sekolah akan memberi fasilitas pembelajaran jarak jauh pada siswa di rumah masing-masing. Hal itu agar semua siswa mendapatkan materi yang sama pada satu hari tersebut.

Baca Juga: Dua Kecamatan di Kutim Gelar PTM, Guru Belum Vaksin Dilarang Mengajar

"Tetap kami terapkan pembagian 50 persen. Selain itu mekanisme pembelajaran juga kami perketat dengan prokes," ujar Retna.

Load More