Dari situ anak-anaknya mulai mendengar cerita-cerita yang disampaikan oleh para penyintas termasuk kakek dan neneknya. Jadi memang mereka sudah tahu kalau simbah-simbahnya dulu pernah dipenjara.
"Ketika bapakku diwawancara kemudian anak-anak mendengar, kemudian dia tanya simbah dulu sempat dipenjara to bu? Cuma memang belum tahu secara detail ya tapi minimal dia sudah tahu latar belakangnya. Sudah tahu tentang simbah kakung dan simbah putrinya," jelasnya.
Jalan Panjang Rekonsiliasi
Menurut Pipit, masih membutuhkan proses yang panjang dan tidak bisa terburu-buru dalam mengurai persoalan ini. Sebab diperlukan pihak-pihak yang bisa membahas tragedi berdarah ini secara jernih.
Baca Juga: Alasan TVRI Tak Tayangkan Film Pengkhianatan G30S PKI
"Menurutku memang ini masih butuh proses yang panjang untuk peristiwa ini dan kita nggak bisa terburu-buru. Aku pernah denger apa ya, emang butuh dipotong satu generasi tua dulu ini hilang semua mungkin baru bisa terjadi peristiwa itu dibahas dengan jernih," kata Pipit.
Namun tentu Pipit sendiri tidak bisa menyebut atau bahkan memastikan berapa tahun lagi itu bisa terwujud. Hal yang bisa dilakukan sekarang adalah dengan terus melangkah ke depan sedikit demi sedikit.
"Tapi memang mikirnya sekarang sih apa yang bisa dilakukan kita dengan langkah-langkah kecil saat ini, apa yang bisa dilakukan itu aja. Enggak terlalu kemudian harus berharap pemerintah harus begini-begini, kayaknya terlalu jauh gitu kan, masih jauh," sebutnya.
Pipit menilai kondisi dalam beberapa tahun terakhir sudah sangat berbeda dengan dulu. Hal itu bisa dibuktukan dalam dua terakhir saja ketika memasuki September-Oktober tidak ada kegiatannya yang begitu mencolok.
"Maksudnya emang sudah enggak terlalu, udah nggak laku isunya. Udah enggak seheboh dulu. Jadi santai aja enggak terlalu ketika kemudian ada yang ayo nonton bareng (film G30S PKI) paling ya cuma jadi bahan guyonan di medsos tapi ngga terlalu ramai, biasa aja," ujar Pipit.
Baca Juga: 1 Oktober 2021, Hari Kesaktian Pancasila atau Hari Lahir Pancasila? Cek Bedanya di Sini
Menurutnya kondisi ini justru sudah bagus. Artinya, memang peristiwa itu bukan hal yang perlu diperingati khususnya ketika September-Oktober.
Berita Terkait
-
Marketplace Khusus Bisnis Perempuan: Langkah Jitu Membangun Ekosistem Usaha yang Inklusif
-
Jadi Ruang Perempuan untuk Tumbuh dan Berdampak, Women Empowerment Conference 2025 Siap Digelar
-
Kesetaraan Gender Masih Jadi Tantangan, Forum Ini Dorong Perempuan Ambil Peran Strategis
-
6 Startup Kecantikan Buatan Perempuan Indonesia yang Sedang Naik Daun
-
Kang Dedi Mulyadi Sebut Akan Berhentikan Pegawai Pemda Yang Sakiti Perempuan
Tag
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
Terkini
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan
-
Malioboro Bau Pesing? Ide Pampers Kuda Mencuat, Antara Solusi atau Sekadar Wacana
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD