SuaraJogja.id - Seniman dan aktor Teater Garasi Gunawan Maryanto meninggal dunia pada Rabu (6/10/2021) malam. Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga pria yang akrab disapa Cindhil itu meninggal akibat serangan jantung. Sutradara dan aktor, sekaligus pendiri Teater Garasi Yudi Ahmad Tajudin menyebut sosok Gunawan Maryanto sebagai perpustakaan berjalan. Terkhusus jika ditanya soal kebudayaan Jawa.
"Kalau di garasi saya pribadi, kami sudah 27 tahun dia (Cindhil) ikut membesarkan teater garasi. Dia itu perpustakaan berjalan untuk sastra Jawa, kebudayaan Jawa. Ketika butuh informasi soal itu saya selalu tanya ke dia dulu," kata Yudi saat ditemui di rumah duka, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (7/10/2021).
Selain itu, Yudi mengakui bahwa Gunawan Maryanto mempunyai dedikasi dan disiplin yang tinggis sebagai seniman. Dibuktikan dengan sejumlah projek kegiatan yang dia ikuti di Teater Garasi.
Maka ia pun tidak heran jika Cindhil mempunyai segudang prestasi di dunia sastra dan seni pertunjukan. Termasuk hingga penghargaan aktor terbaik di dunia perfilman Indonesia.
Baca Juga: Meninggal Dunia, 7 Potret Gunawan Maryanto di Panggung Teater yang Penuh Kenangan
"Salah satu karya panggungnya Repertoar Hujan itu kalau dalam sejarah teater indonesia harus dibicarakan. (Gunawan Maryanto) ngasih estetika teater yang baru," tuturnya.
Yudi menilai sebagai pribadi, Cindhil merupakan sosok yang baik pada semua orang. Bahkan disebut bahwa Gunawan Maryanto merupakan perekat di kelompok Teater Garasi.
"Jadi buat kami disamping sosok yang sangat baik, dia baik pada semua orang. Cenderung menghindari konflik, sebagai perekat dinamika kelompok teater garasi," ungkapnya.
Diceritakan Yudi, beberapa minggu lalu ia sempat terlibat pertunjukan bersama dengan Gunawan Maryanto untuk yang terakhir kalinya. Pertunjukan kecil itu, kata Yudi, sebagai refleksi perjalanan-perjalanan terakhir dari Teater Garasi.
"Di pertunjukan itu Gunawan, dia salah seorang yang memberi refleksi paling akhir pertunjukan. Dia bilang di perjalanan-perjalanan terakhir di Teater Garasi membuat dia berpikir tentang batas. Batas antara seni dan bukan seni, kenyataan dan panggung. Batas seniman, aktivis, peneliti dan yang saya tidak sadar ternyata batas yang lain," paparnya.
Baca Juga: Innalillah Aktor Gunawan Maryanto Meninggal Dunia, Diduga Serangan Jantung
Pertunjukan itu sedianya akan ditayangkan pada gelaran Prince Claus Award pada Desember 2021 mendatang. Saat ini pertunjukan tersebut tengah melalui proses editing oleh tim.
Uniknya, disebutkan Yudi, pertunjukan itu bahkan belum sempat dibuatkan judul.
"Itu kami bahkan belum buat judul. Pertunjukan itu memang pertunjukan reflektif semacam apa yang terjadi di balik panggung, projek-projek Teater Garasi, pikiran-pikiran, pertanyaan, belum kami beri judul, sekarang masih proses editing," terangnya.
Selain itu Gunawan Maryanto juga sedang menggodog program yang ia gagas yaitu terkait dengan podcast untuk aktor sepuh. Yudi menyampaikan bahwa program itu yang tengah dirapatkan Cindhil sebelum dilarikan ke rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia.
Dari program itu, Cindhil ingin bekerjasama dengan para aktor sepuh untuk mendomumentasikan mulai dari cara baca, estetika aktor-aktor sepuh dan sebagainya.
"Iya podcast bersama aktor teater sepuh. Jadi Cindhil dan kawan-kawan siapkan fasilitas dan tekniknya, mengundang aktor teater sepuh untuk merekam pembacaan cerpen atau lakon itu," ungkapnya.
Dalam situs resmi Teater Garasi, Gunawan Maryanto adalah seorang sutradara, aktor dan penulis yang lahir di Yogyakarta, 10 April 1976.
Sedangkan di Teater Garasi/Garasi Performance Institute sendiri Gunawan menjabat sebagai Associate Artistic dan mengelola Indonesia Dramatic Reading Festival selaku penata program.
Gunawan Maryanto telah melahirkan berbagai tulisan seperti naskah lakon "Waktu Batu" bersama Andre Nur Latif dan Ugoran Prasad pada 2004 hingga kumpulan cerita "Pergi Ke Toko Wayang" yang terbit pada 2015.
Dalam film arahan Anggi, Gunawan Maryanto meraih penghargaan aktor terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia 2020 atas perannya sebagai Siman di film yang juga berjudul "Hiruk Pikuk Si Alkisah".
Gunawan Maryanto juga membuat karya penyutradaraan bersama Teater Garasi seperti "Repertoar Hujan", "Dicong Bak" dan "Gandamayu".
Gunawan telah membintangi beberapa film seperti "Toilet Blues", "Optatissimus", "Mencari Hilal", Aach… Aku jatuh Cinta!" dan "Istirahatlah Kata-Kata" di mana dia memerankan penyair Wiji Thukul yang hilang jelang reformasi.
Berita Terkait
-
Sejak Kecil Geluti Dunia Seni, Gunawan Maryanto Kelas 5 SD Sudah Jadi Sutradara
-
Gunawan Maryanto Sempat Pimpin Rapat Sebelum Meninggal Dunia karena Serangan Jantung
-
Top 5 SuaraJogja: Pria Tewas Dipatok Saat Mandikan Ular, Gunawan Maryanto Meninggal Dunia
-
Aktor Gunawan Maryanto Meninggal karena Serangan Jantung, Sempat Sakit Lambung
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
Terkini
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?
-
Jemaah Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf Ungkap Penyebab Calon Haji Terlantar di Arafah
-
Beda dari Tahun Lalu, Ini Alasan Grebeg Besar 2025 Yogyakarta Lebih Tertib dan Berkah
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi