Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 14 Oktober 2021 | 10:19 WIB
Guguran lava terlihat dari Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (17/1/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul namun guguran lava masih terus terjadi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam periode pengamatan pada Kamis (14/10/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, tercatat ada sejumlah guguran lava yang meluncur ke arah barat daya.

"Teramati guguran lava pijar 7 kali dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter arah ke barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/10/2021).

Dalam periode pengamatan kali ini visual gunung terlihat jelas. Namun asap kawah tidak teramati di atas puncak kawah.

Baca Juga: Gunung Merapi Alami Gempa Guguran Sebanyak 203 Kali

Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Kegempaan itu di antaranya berasal dari kegempaan guguran 53 kali, hembusan 3 kali, hybrid atau fase banyak 48 kali.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Rabu (13/10/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB juga tidak teramati awan panas. Hanya ada guguran lava masih dengan intensitas lebih rendah.

"Selama 24 jam kemarin hanya teramati dan terdengar guguran lava 1 kali dengan jarak luncur 1200 meter arah ke barat daya," ucapnya.

Sejumlah kegempaan yang masih terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan hybrid atau fase banyak yakni 227 kali, lalu guguran 132 kali, hembusan 30 kali, low frekuensi 8 kali serta tektonik jauh 1 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Baca Juga: Update Merapi, Teramati 13 Guguran Lava Merapi Dalam 30 Jam Terakhir

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More