Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 17 Oktober 2021 | 18:36 WIB
pemeriksaan kendaraan yang menuju ke Gunungkidul. [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata Gunungkidul akan segera melakukan ujicoba pembukaan obyek wisata secara terbatas. Sejumlah titik telah mereka siapkan sebagai tempat check-in atau tempat untuk registrasi menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Sejumlah persiapan mereka lakukan untuk menyambut ujicoba pembukaan obyek wisata mereka. Dinas Pariwisata (Dispar) setempat pun terus melakukan rapat koordinasi selama beberapa hari terakhir, termasuk dengan pelaku wisata. 

Sekretaris Dispar Gunungkidul Harry Sukmono menjelaskan salah satu yang menjadi perhatian adalah penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Karena ada beberapa hal yang diperkirakan menghambat atau menjadi efek penerapan aplikasi PeduliLindungi.

"Sinyal jelas menjadi penghambat kami. Dan jika diterapkan maka dikhawatirkan akan menimbulkan kemacetan di pintu TPR (Tempat Pemungutan Retribusi),"ujar dia, Minggu (17/10/2021).

Baca Juga: Solar Bersubsidi di Gunungkidul Langka, Sejumlah Angkutan Terpaksa Berhenti Narik

Menurut Harry, sinyal internet selama ini menghambat penerapan tiket online di Gunungkidul. Banyak obyek wisata Gunungkidul berada di area blank spot alias tidak ada sinyal internet. Tak ada jaringan ataupun tak ada provider yang bersedia memasang tower menjadi penyebabnya.

Untuk mengatasi sinyal internet pihaknya berkoordinasi dengan Diskominfo Gunungkidul karena mereka memiliki kewenangan. Dinas Pariwisata berharap agar internet bisa tersedia di semua obyek wisata.

"Mereka yang memiliki tupoksinya,"terangnya.

Sementara untuk penerapan PeduliLindungi, pihaknya menyiapkan antisipasi agar tidak terjadi kemacetan saat check-in PeduliLindungi, terutama di TPR (Tempat Pemungutan Retribusi). Mengingat jalur di TPR cukup sempit dan hanya menampung beberapa kendaraan.

Menurutnya, antisipasi perlu dilakukan mengingat nantinya wisatawan akan datang dengan menggunakan kendaraan besar seperti bus. Kondisi itu berpotensi menimbulkan kemacetan panjang di pintu TPR.

Baca Juga: Sosok "Dewa Penolong" Korban Pinjol di Gunungkidul, Tak Jadi Buntung dan Justru Untung

"Nanti ada 3 titik yang nantinya direncanakan menjadi lokasi check-in PeduliLindungi,"ujar dia. 

Tiga titik tersebut disiapkan khusus untuk bus pariwisata, karena jika tidak diantisipasi maka akan menimbulkan kemacetan. Ketiganya di Rest Area Bunder Kapanewon Playen yang berada di jalan Jogja-Wonosari, Terminal Bus Dhaksinarga di Kota Wonosari, dan Terminal Bus Semin yang berada di jalur Wonosari-Klaten.

Harry mengatakan proses scan QR Code akan dilakukan penumpang bus pariwisata di 3 lokasi tersebut. Setelahnya, bus akan diberi tanda khusus sehingga bisa masuk ke kawasan wisata, terutama pantai. Hal ini untuk memudahkan koordinasi dengan petugas di TPR.

Hary menambahkan untuk rencana awal, pantai di kawasan timur Gunungkidul belum diperkenankan untuk dilewati kendaraan berat seperti bus. Bus rencananya hanya boleh melewati Pos TPR Baron dan Pos TPR JJLS yang lebar jalannya mencukupi.

"Ada juga skema aturan ganjil-genap menuju kawasan wisata, namun retribusi tetap di TPR. Kita masih menggodok persiapan," kata Harry.

Ia mengatakan rencana ini masih bisa terus berkembang mengikuti koordinasi dengan pihak terkait. Selain itu, pelatihan bagi pelaku wisata terus digalakkan untuk menyambut Uji Coba Terbatas. 

Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Gunungkidul, Wahyu Nugroho mengatakan akan berfokus pada penguatan sinyal internet. Terutama di kawasan wisata yang masih sulit sinyal alias blank spot.

"Sebab rata-rata di Gunungkidul kendalanya seperti itu, lebih disebabkan kondisi geografisnya," ujar Wahyu.

Seperti di kawasan Pantai Wediombo di Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo. Pelaku wisata mengeluhkan sulitnya sinyal seluler di sana, yang juga berpengaruh pada jaringan internet. Sulitnya sinyal di sana karena topografi lingkungan yang berbukit-bukit. 

"Upaya sudah dilakukan, tapi masih terkendala berbagai persoalan teknis. Salah satunya mencoba meningkatkan ketinggian menara pemancar, tapi ternyata ada batas ketinggian maksimal yang harus diikuti," jelasnya.

Kontributor : Julianto

Load More