SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Setelah lama tak muncul awan panas guguran kembali keluar dari puncak Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, awan panas guguran itu tercatat dilontarkan sebanyak dua kali. Aktivitas itu masuk pada periode pengamatan Selasa (19/10/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB.
"Teramati 2 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 2400-2500 meter mengarah ke barat daya," kata Hanik dalam keterangannya, Rabu (20/10/2021).
Awan panas guguran Merapi tanggal 19 Oktober 2021 itu terjadi pukul 19.41 dan 19.48 WIB. Luncuran wedus gembel itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 50 mm dan durasi maksimal 236 detik.
"Saat itu visual Gunung Merapi berkabut disertai hujan," imbuhnya.
Hanik mengungkapkan akibat awan panas guguran ini, sempat pula dilaporkan terjadi hujan abu di beberapa lokasi seputar Gunung Merapi.
"Hujan abu tipis di wilayah Kecamatan Selo lereng utara Merapi dampak dari awan panas guguran semalam," tuturnya.
Selain awan panas guguran terdapat pula luncuran lava dari Merapi dalam pengamatan 24 jam tersebut. Teramati guguran lava 2 kali ke arah barat daya jarak luncur maksimum 1000 meter.
Disampaikan Hanik, terjadi penambahan volume air di sungai Bebeng, Boyong dan Gendol. Hal itu disebabkan hujan yang terjadi di puncak Merapi sejak siang kemarin.
Baca Juga: Muncul 22 Kali Guguran Lava dalam 30 Jam di Gunung Merapi, Jarak Terjauh 1,8 Kilometer
"Untuk aktivitas kegempaan masih terus terjadi mulai dari kegempaan guguran sebanyak 81 kali, hembusan 11 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 30 kali, dan vulkanik dangkal 1 kali," terangnya.
Sementara dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Rabu (20/10/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tidak tercatat aktivitas yang begitu signifikan.
Awan panas yang sebelumnya muncul kali ini tidak tercatat. Begitu juga dengan guguran lava yang tidak teramati kembali.
Dalam periode pengamatan enam jam tersebut hanya ada aktivitas kegempaan yang masih terjadi. Dominasi kegempaan yakni berasal dari kegempaan guguran sebanyak 67 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 8 kali, hembusan dan tektonik jauh masing-masing 1 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Berita Terkait
-
Muncul 22 Kali Guguran Lava dalam 30 Jam di Gunung Merapi, Jarak Terjauh 1,8 Kilometer
-
Tempat Wisata Jogja Paling Populer Wajib Masuk Daftar Kunjungan ke Yogyakarta
-
Aktivitas Gunung Merapi Hari Ini: Luncurkan Guguran Lava Pijar 1,8 Kilometer
-
Volume Kubah Lava Merapi Masih Tumbuh, Sektor Tengah Hampir Tembus 3 Juta Meter Kubik
-
Lima Desa di Lereng Gunung Merapi Boyolali Krisis Air Bersih
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
24 Jam di Malioboro Tanpa Kendaraan: Wali Kota Pantau Langsung, Evaluasi Ketat Menuju Pedestrian Permanen
-
Target Ambisius Bantul, Kemiskinan Bakal Hilang di 2026, Ini Strateginya
-
Setelah Musala Al-Khoziny Ambruk: Saatnya Evaluasi Total Bangunan Sekolah & Ponpes, Ini Kata Ahli UGM
-
Kabar Baik Petani Sleman: Penutupan Selokan Cuma 5 Tahun Sekali! Ini Kata Bupati
-
DIY Kena Pangkas Anggaran Rp170 Miliar! Begini Strategi Pemda Selamatkan APBD