SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menambah satu sensor sistem peringatan dini (EWS), di kawasan lereng Merapi. Khususnya di aliran Kali Boyong, Turgo, Purwobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman.
Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono mengatakan, hal itu menjadi salah satu langkah antisipasi kemungkinan bencana banjir lahar hujan. Terlebih saat ini, Kabupaten Sleman sedang bersiap menghadapi cuaca ekstrim.
Kehadiran satu sensor itu merupakan hasil kerjasama BPBD Sleman dengan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).
"Sudah mulai uji coba ternyata bisa. Nanti misalnya sensornya kena aliran lahar atau banjir lahar, sensor mengirim sinyal ke repeater RAPI, nanti RAPI akan mengumumkan potensi banjir lahar," ungkapnya, Rabu (20/10/2021).
Baca Juga: Tren Pemakaman Protokol Covid-19 Turun, TRC BPBD Sleman: Jangan Lengah, Tetap Prokes
Potensi banjir lahar yang akan diumumkan oleh RAPI bukan hanya yang akan terjadi di wilayah Kabupaten Sleman, melainkan juga potensi di aliran Kalo Boyong yang berada di Kota Jogja [Kali Code].
Saat ini, total sudah ada 20 unit EWS banjir lahar di kawasan lereng Merapi. EWS dari RAPI menambah satu lagi jumlah EWS yang ada.
Joko menjelaskan, EWS sensor yang kehadirannya bekerja sama dengan RAPI tersebut beroperasi dengan sebuah sling.
Sling dipasang membentang di atas permukaan Kali Boyong dengan ketinggian dua meter.
"Jika sling terkena aliran lahar dingin, maka sensor tersebut akan mengirim sinyal ke repeater RAPI," ungkapnya.
Baca Juga: Juli Belum Usai, TRC BPBD Sleman Sudah Makamkan 500-an Jenazah dengan Protokol Covid-19
Dalam mengantisipasi bencana yang disebabkan oleh cuaca ekstrim, BPBD Sleman menyimak terlebih dahulu arahan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta. Kemudian pihaknya menindaklanjuti arahan mereka.
"Misalnya, begitu sudah mendapatkan pemberitahuan, nanti kami tindaklanjuti dengan mengirimkan surat edaran ke kapanewonan untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Khususnya menyiapkan personel-personel Tim Reaksi Cepat untuk mengantisipasi, apabila terjadi ancaman cuaca ekstrim ini," terangnya.
Joko menambahkan, masing-masing kapanewon sudah menggerakkan Unit Operasional dan akan mengajak Unit Pelaksana untuk mengantisipasi wilayah masing-masing.
"Kami di Pusdalops memantau kejadian yang akan disupport. Kalau memang ada lapor bencana, nanti akan diketahui kejadian seperti apa. Nanti kami akan mengirim support dengan TRC dan peralatan yang sudah disiapkan di BPBD," tuturnya.
Berdasarkan prediksi cuaca yang disampaikan BMKG, potensi cuaca ekstrim diperkirakan muncul pada awal November.
"Kemungkinan awal November kami akan membuat surat ke kapanewon-kapanewon, untuk menyiapkan kegiatan mitigasi. Misalnya teman-teman unit Ops, unit Lak dibantu relawan desa, memantau wilayah untuk sekadar mengurangi pohon yang berpotensi tumbang," ujarnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Waduh! Lima Desa di Lereng Merapi Boyolali Kekurangan Air Bersih
-
Sepekan Tak Ada Hasil, Proses Pencarian Orang Hilang di Lereng Merapi Dihentikan
-
Orang Hilang di Lereng Merapi Bukan yang Pertama, Lurah Glagaharjo: 5 Bulan Lalu juga Ada
-
Komandan SAR DIY Ungkap Orang Hilang di Lereng Merapi Kemungkinan ke Arah Kali Gendol
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Diogo Jota Tewas di Jalanan Paling Berbahaya: Diduga Pakai Mobil Sewaan
-
Riau Bangga! Tarian Anak Pacu Jalur Viral Dunia, Ditiru Bintang PSG hingga Pemain AC Milan
-
Baru Jabat 4 Bulan, Erick Thohir Copot Dirut Bulog Novi Helmy Prasetya dan Disuruh Balik ke TNI
-
Resmi! Ramadhan Sananta Gabung ke Klub Brunei Darussalam DPMM FC, Main di Liga Malaysia
-
CORE Indonesia: Ada Ancaman Inflasi dan Anjloknya Daya Beli Orang RI
Terkini
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh
-
BRI Dukung UMKM Sanrah Food Berkembang dari Warung ke Ekspor Global
-
Langgar Aturan Imigrasi, 14 WNA Dideportasi Imigrasi Yogyakarta
-
Setya Novanto Bebas Lebih Cepat? MA Pangkas Hukuman Korupsi e-KTP, Pakar Geram!
-
Solo-Jogja Makin Lancar: Tol Klaten-Prambanan Beroperasi Penuh, Ini yang Perlu Anda Siapkan