SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Tidak hanya guguran lava saja, kali ini awan panas juga teramati muncul kembali.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan awan panas guguran itu tercatat terjadi satu kali. Tepatnya pada periode pengamatan Senin (1/11/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB.
"Teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 2000 meter mengarah ke barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/11/2021).
Awan panas guguran Merapi tanggal 1 November 2021 itu terjadi tepatnya pada pukul 23.25 WIB. Saat itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 150 detik.
Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan 24 Kali Lava dalam 30 Jam, Jarak Terjauh 1,8 Kilometer
Tidak dilaporkan terjadi hujan abu di beberapa lokasi seputar Gunung Merapi akibat awan panas ini.
Selain awan panas guguran terdapat pula luncuran lava dari Merapi dalam pengamatan 24 jam tersebut. Teramati juga sejumlah guguran lava.
"Teramati guguran lava pijar 31 kali jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah barat daya," terangnya.
Selain itu ada pula beberapa aktivitas kegempaan berupa kegempaan guguran sebanyak 226 kali, hembusan 19 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 2 kali dan tektonik jauh 2 kali.
Sementara dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Selasa (2/11/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tidak teramati adanya awan panas guguran yang muncul. Namun sejumlah guguran lava masih terus terjadi.
Baca Juga: Kegempaan Lebih Rendah, Gunung Merapi Sepekan Terakhir Hanya 30 Kali Luncurkan Lava
"Teramati guguran lava pijar 6 kali jarak luncur maksimum 1200 meter ke arah barat daya," ucapnya.
Dalam periode pengamatan enam jam tersebut juga ada aktivitas kegempaan yang masih terjadi. Dominasi kegempaan yakni berasal dari kegempaan guguran sebanyak 64 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 2 kali dan hembusan 4 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Gunung Merapi Luncurkan 24 Kali Lava dalam 30 Jam, Jarak Terjauh 1,8 Kilometer
-
Kegempaan Lebih Rendah, Gunung Merapi Sepekan Terakhir Hanya 30 Kali Luncurkan Lava
-
Masuk Musim Pancaroba, BPBD Kota Jogja Antisipasi Kiriman Lahar Dingin Merapi
-
Wow! Ayam Ini Diyakini Bisa Mendeteksi Gempa Bumi dan Erupsi Gunung Merapi, Benarkah?
-
Melandai, Merapi Keluarkan 4 Kali Guguran Lava Dalam 30 Jam Terakhir Jarak Terjauh 1 Km
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Merek Jepang di Bawah Rp100 Juta: Mesin Prima, Nyaman buat Keluarga
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
Terkini
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?
-
Jemaah Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf Ungkap Penyebab Calon Haji Terlantar di Arafah
-
Beda dari Tahun Lalu, Ini Alasan Grebeg Besar 2025 Yogyakarta Lebih Tertib dan Berkah
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara