Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 04 November 2021 | 11:30 WIB
Guguran lava terlihat dari Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (17/1/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Baca Juga: Gunung Merapi 9 Kali Luncurkan Lava ke Barat Daya, Jarak Terjauh 1,5 Kilometer

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Sebelumnya Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan mengimbau masyarakat atau pelaku wisata yang berkegiatan sekitar sungai yang berhulu di lereng Merapi untuk lebih waspada.

"Berkaitan wisata berharap kawan-kawan jip terutama yang atraksi di sungai harus hati-hati. Kalau hujan jangan ambil resiko karena bencana banjir. Seperti yang kita lihat di Kali Kuning itu banyak tapi kalau hujan jangan coba-coba," imbau Makwan.

Dalam rangka kesiapsiagaan BPBD Sleman juga sudah menyiapkan EWS yang berkaitan untuk Merapi maupun untuk banjir lahar. Setidaknya ada 16 titik di lereng Merapi yang sudah dipasangi dengan EWS.

"Kalau untuk banjir lahar EWS kita adalah pertama sensor curah hujan. Kita pastikan kalau ada hujan di puncak kita akan sampaikan kepada pengelola wisata dan masyarakat. Ada 16 titik EWS yang disiapkan untuk antisipasi," tuturnya.

Baca Juga: Potensi Terdampak La Nina, BPBD Sleman Awasi Banjir Lahar di Lereng Merapi

Load More