SuaraJogja.id - Video klip lagu Mendung Tanpo Udan di channel Youtube Ndarboy Genk hingga kini telah mendapat view sekitar 46 juta. Namun, masih banyak orang yang belum tahu bahwa penyanyi asli dari lagu tersebut adalah Kukuh Prasetyo (29), seniman serba bisa asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur yang sekarang menetap di Bantul.
SuaraJogja.id berkesempatan untuk ngobrol dengan Kudamai atau nama panggung Kukuh Prasetyo di workshop milik manajernya di Sewon, Bantul pada Kamis (4/11/2021).
Kudamai bercerita bahwa lagu Mendung Tanpo Udan dibuat pada 2020. Lagu itu ia tulis di Palmerah, Jakarta Barat saat mendapat tawaran syuting sebuah film untuk 15 episode. Namun, baru sampai di episode kedua kontraknya mandek.
"Jadi ada 13 episode yang akhirnya saya batal syuting. Enggak tahu alasannya kenapa tapi honor selama 15 episode itu tetap dibayar utuh," ungkapnya.
Honor yang diterima untuk 15 episode tersebut sebesar Rp3 juta. Dengan uang tersebut ia bermaksud untuk kembali ke Jogja tetapi karena ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memaksanya untuk tetap bertahan di Ibu Kota. Sehingga dengan uang yang ada dia harus bisa bertahan hidup.
"Bisa dibayangkan cuma pegang duit Rp3 juta untuk bertahap hidup di Jakarta selama tujuh bulan. Selama itulah saya mendapat bantuan dari teman-teman saya, termasuk disewakan sebuah hotel untuk tinggal," katanya.
Saat berada di hotel itulah, dia mulai menulis lagu Mendung Tanpo Udan. Tidak hanya itu, dia juga memperoleh kesempatan untuk merekam lagu yang sudah ditulis.
"Akhirnya ada teman saya mau nampung lagu itu untuk recording," kata pria kelahiran 20 Juni 1992 itu.
Dia menjelaskan bila lagu tersebut bukanlah kisah pribadinya tentang masa pacarannya. Namun, kisah orang-orang di sekelilingnya yang pernah mengalami patah hati.
Baca Juga: Muncul Klaster Covid-19, Bupati Bantul Sebut Masyarakat Mulai Abai Protokol Kesehatan
"Kisah cinta dari orang-orang yang ada di sekelilingku yang kemudian dijadikan karya. Karena setiap orang punya pasti pengalaman tentang itu," terangnya.
Dalam menulis sebuah lagu, Kukuh cenderung menghindari untuk menggunakan metafora yang berlebihan. Dia lebih memilih untuk menulis lirik yang sesuai dengan realitas.
"Untuk menulis lagu saya lebih realistis, dalam arti metafora hanya sebagian kecil seperti lagu Mendung Tanpo Udan," katanya.
Lagu Mendung Tanpo Udan, lanjutnya, mengisahkan tentang hubungan sepasang kekasih yang harus pisah karena suatu hal. Contohnya, soal perbedaan prinsip sehingga mereka harus berpisah.
"Akhirnya mereka saling mengikhlaskan satu sama lain. Bukan karena salah satu dari mereka meninggalkan," tuturnya.
Setelah menulis lagu tersebut, Kukuh juga sudah menulis tiga lagu lainnya yang berkelindan dengan lagu ini. Lagu berikutnya adalah Udan Tanpo Mendung.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi