Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Senin, 08 November 2021 | 14:55 WIB
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Klaster takziah yang muncul di Padukuhan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul semakin meluas. Seperti diketahui, klaster takziah itu muncul karena ada seorang warga Kalurahan Argorejo berinisial M (22) meninggal dunia saat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping. 

Ia meninggal pada 2 Oktober 2021 lalu. Meski sudah tahu bahwa M positif Covid-19 tetapi pihak keluarganya menolak untuk dimakamkan secara prokes.

Wakil Bupati Bantul Joko Budi Purnomo mengatakan, sampai saat ini klaster tersebut menyebar ke Kapanewon Bantul dan Sanden. Untuk yang di Kapanewon Bantul, pada hari ini akan menggelar tracing terhadap warga sekolah MAN 1 Bantul

"Tracing dilakukan terhadap 25-40 warga sekolah MAN 1 Bantul karena salah satu gurunya adalah istri dari guru yang mengajar SMKN 1 Sedayu," katanya, Senin (8/11/2021). 

Baca Juga: Kolaborasi dengan Kemenhub, Pertamina Bagikan 500 Paket Sembako dalam Vaksinasi di Bantul

Di Sanden ada seorang guru TPA yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Guru itu masuk dalam daftar tracing SMKN 1 Sedayu. 

"Guru TPA ini menulari enam orang lainnya. Dia memang tidak percaya dengan Covid-19," terangnya. 

Pihaknya tetap akan mengambil langkah tegas meski yang bersangkutan tidak percaya Covid-19. 

"Ketika sudah terbukti positif Covid-19 ya harus percaya. Kami tetap mengambil tindakan tegas," ujarnya . 

Ia menambahkan, klaster takziah itu merembet ke sejumlah kapanewon meliputi Sedayu 47 orang, Kasihan 31 orang, Pajangan 18 orang, Sanden 16 orang, dan Srandakan 4 orang. Bahkan di Kabupaten Sleman tercatat ada 57 orang. 

Baca Juga: Motornya Adu Banteng dengan Bus Pariwisata, Pria Asal Bantul Tewas Mengenaskan

"Itu yang rentetan klaster takziah di Sedayu," katanya. 

Load More