Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Selasa, 09 November 2021 | 20:10 WIB
Staf kesiswaan SMKN 1 Sewon Doni Setiono - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Kepolisian Resor (Polres) Bantul mengungkap kasus tawuran geng sekolah antara Stepiro (Serdadu Tempur Piri Revolution) dengan Sase (Satu Sewon) pada Senin (8/11/2021) lalu. Di mana dalam peristiwa itu ada dua orang yang mengalami luka-luka yaitu MKA (18) asal Sewon, Bantul dan RAW (17) asal Banguntapan, Bantul.

MKA meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit selama 10 hari. Sementara, RAW (17) saat ini rawat jalan. MKA terkena sabetan senjata tajam di punggung dan RAW di dada dan bahu.

Tawuran sendiri terjadi di Jalan Ring Road Selatan, Padukuhan Plurungan, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul pada Rabu (29/9/2021) sekitar pukul 02.30 WIB. Dari kejadian ini, polisi menangkap 11 orang pelaku dari Stepiro yang terlibat tawuran. Tiga diantaranya masih di bawah umur.

Keterangan itu pun mendapat respons dari SMAN 1 Bantul, yang membantah bahwa pihaknya sama sekali tidak terlibat kejadian itu.

Baca Juga: SMAN 1 Sewon Mengaku Tak Terlibat Tawuran Dua Geng Pelajar di Bantul

"Sekolah kami sama sekali tidak terlibat tawuran dengan geng sekolah lain," tegas Kepala Sekolah SMAN 1 Sewon Yati Utami Purwaningsih saat menggelar konferensi pers di SMAN 1 Sewon, Selasa (9/11/2021).

Perihal MKA yang tewas, menurutnya, tidak ditemukan siswanya dengan inisial tersebut di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

"Kami cek dan data dari Dapodik memang tidak ada nama tersebut. Siswa-siswa lainnya juga tidak terlibat," ujarnya.

Apabila ada muridnya yang meninggal atau terlibat kasus tawuran maka guru akan mengetahuinya. Dan akan melakukan pemanggilan kepada siswa ataupun wali murid.

"Jika terjadi peristiwa seperti itu ada anak yang dipanggil dan memang kenyataannya tidak ada panggilan," ujarnya.

Baca Juga: Tewaskan Satu Orang, Ini Motif Tawuran Geng Stepiro dengan Sase

Hal senada disampaikan oleh staf kesiswaan SMKN 1 Sewon Doni Setiono. Ia mengatakan bahwa telah mengonfirmasi kejadian ini ke Polres Bantul.

"Untuk kejadian tawuran itu kan korbannya ada dua. Dua orang itu bukan siswa kami," katanya, ditemui SuaraJogja.id di SMKN 1 Sewon.

Dijelaskannya, MKA yang meninggal dalam tawuran itu adalah seorang siswa alumni SMK Swasta di Bantul.

"Korban yang meninggal dunia itu adalah alumni SMK swasta di Bantul," ungkapnya.

Kendati demikian, ia tak menampik bila ada empat orang siswanya yang dipanggil polisi. Sebab, secara tidak langsung mereka mengetahui kronologi kejadian tersebut.

"Siswa kami hanya sebagai saksi. Memang pada Oktober 2021 kemarin personel dari Polres Bantul datang ke sini untuk melakukan pendalaman," ujarnya.

Ia pun menambahkan, tidak ada siswanya yang jadi korban tawuran maupun tewas.

"Jumlah murid kami selama September-Oktober 2021 tidak ada yang berkurang. Kalau ada yang meninggal atau terluka akibat tawuran pasti polisi mengabari," katanya.

Terkait kemungkinan muridnya terlibat dalam geng sekolah, ia menyebut belum mengetahui secara persis. Pihaknya menyerahkan kasus ini kepada pihak berwajib.

"Untuk persoalan geng kami belum mengetahui persis, kami serahkan kepada pihak kepolisian. Pada prinsipnya kami kooperatif untuk memberi data atau bantuan," katanya.

Load More