SuaraJogja.id - Penularan Covid-19 lewat klaster pabrik tahu di Somodaran, Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman masih terus ditangani oleh Dinas Kesehatan Sleman.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama mengatakan, lewat tracing yang dilakukan, ditemukan total 12 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Awal kami dapat 10 positif dalam satu keluarga, kemudian tracing akhirnya dapat dua lagi yang positif," kata dia, Jumat (12/11/2021).
Lurah Banyuraden Sudarisman mengatakan, dalam satu rumah yang berisi sembilan orang positif Covid-19 dari klaster pabrik tahu, terdapat tiga Kepala Keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Ada tiga orang anak berusia tujuh tahun ke bawah, satu perempuan hamil dan orang dewasa lainnya.
"Kondisi kesehatannya bagus semua. Mereka enggan dibawa ke selter. Jadi kami pengetatan, segala logistik dijamin oleh lingkungan [warga]. Obat-obatan disuplai dari Puskemas Gamping II," ungkapnya.
Satu pasien dirawat oleh Puskesmas Kulon Progo, di Kulon Progo.
Klaster ini terdeteksi tiga hari lalu, awalnya ada yang mengaku tidak enak badan. Setelah diperiksa, ia dinyatakan positif Covid-19.
"Saat ini tracing masih dilakukan. Puskemas aktif terus, kebetulan tidak jauh," tutur Sudarisman.
Bupati Sleman : Vaksin Tanpa Prokes Hanya Akan Jadi Sia-sia
Di kesempatan sama, Sudarisman menyebut warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster itu diketahui sudah menerima vaksin.
Baca Juga: Lurah Ungkap Kondisi Pasien Covid-19 Klaster Pabrik Tahu, Satu Orang Sedang Hamil
"Rata-rata sudah dua kali vaksin," ucapnya.
Sementara itu, menyoroti munculnya klaster Covid-19 dari pabrik tahu ini, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan bahwa kondisi ini jadi keprihatinan bersama.
"Di saat kita sudah berhasil menurunkan level [PPKM] tetapi justru mulai muncul klaster-klaster baru yang tidak kita inginkan," ungkap Kustini.
Ia menambahkan, dari informasi yang didapatnya, 10 warga yang terpapar Covid-19 dalam klaster tahu Somodaran itu sudah mendapatkan suntikan dosis vaksin.
Hal ini diduga terjadi dikarenakan mulai kendornya penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah masyarakat.
"Meskipun sudah divaksin, tapi kalau prokesnya kendor hanya akan jadi sia-sia. Makanya selalu sampaikan patuhi prokes, prokes prokes di setiap kesempatan bertemu masyarakat," terangnya.
Berita Terkait
-
Lurah Ungkap Kondisi Pasien Covid-19 Klaster Pabrik Tahu, Satu Orang Sedang Hamil
-
Muncul Klaster Pabrik Tahu di Gamping, 10 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19
-
Delapan Kalurahan di Sleman Zona Merah, Isi DM Kiky Saputri Usai Roasting Anies Baswedan
-
Klaster Takziah Sedayu Bertambah, Pemda DIY Pangkas Durasi PTM
-
Klaster Takziah Bantul, 22 Orang Tanpa Gejala Dirawat di RSLKC Bambanglipuro
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Tak Terdampak Erupsi Semeru, Bandara Adisutjipto Pastikan Operasional Tetap Normal
-
AI Anti Boros Belanja Buatan Pelajar Jogja Bikin Geger Asia, Ini Kecanggihannya!