Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 24 November 2021 | 15:53 WIB
Sekda DIY Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (20/08/2021). - (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Pandemi yang terjadi hampir dua tahun lamanya membuat kualitas pendidikan di DIY terdegradasi. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sempat terhenti karena pembatasan mobilitas masyarakat pun membuat kualitas pembelajaran turun drastis.

Karenanya di momen Hari Guru 2021 ini, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DIY berharap program Guru Penggerak bisa semakin digencarkan. Sebab melalui program tersebut, para guru diberi kesempatan untuk mengembangkan pembelajaran yang berkualitas tanpa mengurangi essensi belajar.

"Intinya dalam program guru penggerak ini, guru diberi ketugasan dan bekal dalam rangka agar bisa menyesuaikan proses pembelajaran yang sifatnya menyenangkan tapi tidak mengurangi kualitas," ungkap Ketua PGRI DIY sekaligus Sekda DIY, Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (24/11/2021).

Melalui program guru penggerak tersebut, lanjut Aji maka guru bisa mengubah perilaku peserta didik dalam menghadapi pandemi. Sebab dalam program tersebut, para guru harus menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu mendorong tumbuh kembangnya siswa secsara holistik, aktif dan proaktif.

Baca Juga: Kekerasan di Lapas Pakem, Kanwil Kemenkumham DIY Serahkan Hasil Investigasi ke Inspektorat

Hal ini penting karena saat ini klaster-klaster penularan COVID-19 terus saja bermunculkan di sekolah. Yang terbaru, sebanyak 46 orang di Bantul terkonfirmasi positif COVID-19. Angka ini muncul dalam tes acak PCR pada ratusan sekolah di kabupaten tersebut pada 16-22 November 2021.

"Maka diperlukan strategi yang tepat sesuai jenjang pendidikan guru-guru. Bagaimana kita mengajar saat PTM dengan cara tatap muka terbatas namun siswa bisa mendapatkan kualitas pembelajaran yang baik," tandasnya.

Aji menambahkan, PGRI DIY berupaya secara aktif memberikan pelatihan dan sosialisasi serta workshop dalam rangka meningkatkan kinerja guru dalam program guru penggerak. PGRI juga mendatangkan narasumber yang kompeten untuk berbagi ilmu pembelajaran yang berkualitas.

Contohnya pembicara dari Finlandia yang memberikan ilmu pembelajaran yang terbatas namun berkualitas. Hal ini penting agar guru-guru di DIY mempunyai pembanding dengan negara yang menjadi bencmark atau acuan pendidikan berkualitas melalui Program Penilaian Siswa Internasional (PISA).

"Di [finlandia] sana itu pendidikan yang menyenangkan tidak memerlukan waktu banyak. PISA itu kan waktu terbatas tapi kemampuan siswa dan guru untuk proses belajar mengajar cukup efektif, tidak hanya kognitif [yang diajarkan] namun juga karakter dan kepribadian siswa," ungkapnya.

Baca Juga: Aksi Diam Puluhan Eks WBP di Depan Kanwil Kemenkumham DIY, Soroti Kekerasan di Penjara

Sebelumnya Direktur Guru Pendidikan Dasar Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek RI, Rachmadi Widdiharto dalam Semdikmat 2021 di Yogyakarta, Senin (22/11/2021) menjelaskan, Pemerintah telah meluncurkan Program Guru Peggerak. Program yang sudah berjalan empat angkatan ini mendorong transformasi sekolah sehingga para guru bisa mengajar dengan kreatif dan aktif dan menciptakan murid yang berkompetensi global serta memiliki karakter Pancasila.

"Program ini sudah diikuti sekitar 16 ribu guru di Indonesia. Program ini ditargetkan bisa menyasar pada 480 ribu guru pada 2024 mendatang," jelasnya.

Program ini diharapkan mampu mempersiapkan generasi yang tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Apalagi memasuki era revolusi industri 4.0, segala informasi mudah dan cepat diperoleh menggunakan teknologi digital, termasuk saat pandemi ketika peserta didik lebih banyak mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

"Peserta didik tidak hanya mencari sumber informasi melalui buku, tetapi mereka lebih suka mencari informasi melalui internet. Hal ini merupakan tantangan bagi pendidik untuk melek teknologi," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More