SuaraJogja.id - Pandemi yang terjadi hampir dua tahun lamanya membuat kualitas pendidikan di DIY terdegradasi. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sempat terhenti karena pembatasan mobilitas masyarakat pun membuat kualitas pembelajaran turun drastis.
Karenanya di momen Hari Guru 2021 ini, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DIY berharap program Guru Penggerak bisa semakin digencarkan. Sebab melalui program tersebut, para guru diberi kesempatan untuk mengembangkan pembelajaran yang berkualitas tanpa mengurangi essensi belajar.
"Intinya dalam program guru penggerak ini, guru diberi ketugasan dan bekal dalam rangka agar bisa menyesuaikan proses pembelajaran yang sifatnya menyenangkan tapi tidak mengurangi kualitas," ungkap Ketua PGRI DIY sekaligus Sekda DIY, Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (24/11/2021).
Melalui program guru penggerak tersebut, lanjut Aji maka guru bisa mengubah perilaku peserta didik dalam menghadapi pandemi. Sebab dalam program tersebut, para guru harus menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu mendorong tumbuh kembangnya siswa secsara holistik, aktif dan proaktif.
Baca Juga: Kekerasan di Lapas Pakem, Kanwil Kemenkumham DIY Serahkan Hasil Investigasi ke Inspektorat
Hal ini penting karena saat ini klaster-klaster penularan COVID-19 terus saja bermunculkan di sekolah. Yang terbaru, sebanyak 46 orang di Bantul terkonfirmasi positif COVID-19. Angka ini muncul dalam tes acak PCR pada ratusan sekolah di kabupaten tersebut pada 16-22 November 2021.
"Maka diperlukan strategi yang tepat sesuai jenjang pendidikan guru-guru. Bagaimana kita mengajar saat PTM dengan cara tatap muka terbatas namun siswa bisa mendapatkan kualitas pembelajaran yang baik," tandasnya.
Aji menambahkan, PGRI DIY berupaya secara aktif memberikan pelatihan dan sosialisasi serta workshop dalam rangka meningkatkan kinerja guru dalam program guru penggerak. PGRI juga mendatangkan narasumber yang kompeten untuk berbagi ilmu pembelajaran yang berkualitas.
Contohnya pembicara dari Finlandia yang memberikan ilmu pembelajaran yang terbatas namun berkualitas. Hal ini penting agar guru-guru di DIY mempunyai pembanding dengan negara yang menjadi bencmark atau acuan pendidikan berkualitas melalui Program Penilaian Siswa Internasional (PISA).
"Di [finlandia] sana itu pendidikan yang menyenangkan tidak memerlukan waktu banyak. PISA itu kan waktu terbatas tapi kemampuan siswa dan guru untuk proses belajar mengajar cukup efektif, tidak hanya kognitif [yang diajarkan] namun juga karakter dan kepribadian siswa," ungkapnya.
Baca Juga: Aksi Diam Puluhan Eks WBP di Depan Kanwil Kemenkumham DIY, Soroti Kekerasan di Penjara
Sebelumnya Direktur Guru Pendidikan Dasar Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek RI, Rachmadi Widdiharto dalam Semdikmat 2021 di Yogyakarta, Senin (22/11/2021) menjelaskan, Pemerintah telah meluncurkan Program Guru Peggerak. Program yang sudah berjalan empat angkatan ini mendorong transformasi sekolah sehingga para guru bisa mengajar dengan kreatif dan aktif dan menciptakan murid yang berkompetensi global serta memiliki karakter Pancasila.
"Program ini sudah diikuti sekitar 16 ribu guru di Indonesia. Program ini ditargetkan bisa menyasar pada 480 ribu guru pada 2024 mendatang," jelasnya.
Program ini diharapkan mampu mempersiapkan generasi yang tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Apalagi memasuki era revolusi industri 4.0, segala informasi mudah dan cepat diperoleh menggunakan teknologi digital, termasuk saat pandemi ketika peserta didik lebih banyak mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Peserta didik tidak hanya mencari sumber informasi melalui buku, tetapi mereka lebih suka mencari informasi melalui internet. Hal ini merupakan tantangan bagi pendidik untuk melek teknologi," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Tren DIY Thrift: Solusi Kreatif Gen Z Melawan Fast Fashion
-
Penjualan Ritel Merangkak Naik Jelang Pergantian Tahun, MR DIY Berencana Perluas Jaringan
-
Dukung Mahasiswa Kembangkan Karya, Simak Gelaran Jakarta Doodle Fest Art School Roadshow
-
Geger di Sleman! Pria 29 Tahun Ini Cabuli Puluhan Anak, Termasuk Balita
-
Langsung Kunjungi DPRD DIY, Siswa MAN 2 Bantul Belajar Demokrasi
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Nyawa Masyarakat Adat Paser Melayang, Massa Demo Minta Pj Gubernur dan Kapolda Kaltim Dicopot
-
Komersialisasi Bandara IKN Tunggu Revisi Perpres 131/2023, Kata Wamenhub Suntana
-
Tim Resmob Tangkap Pelaku Pembunuhan Tragis di Morowali yang Kabur ke Kaltim
-
Potret Nadia Raysa Mantan Marselino Ferdinan: IG-nya Diserbu Penggemar Usai Menang Lawan Arab
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
Terkini
-
Terpidana Mati Mary Jane Bakal Dipindah ke Filipina, Begini Tanggapan Komnas HAM
-
Ratusan TPS Masuk Kategori Rawan, Bawaslu Kulon Progo Intensifkan Pengawasan
-
Banyak Aduan Tidak Ditindaklanjuti, Front Masyarakat Madani Laporkan Bawaslu Sleman ke Ombudsman DIY
-
Viral Video Truk Buang Sampah Ilegal di Hutan Gunungkidul, WALHI Desak Pemda DIY Bertindak
-
Timses Pede Heroe-Pena Menang Pilkada Yogyakarta, Target 40 Persen Suara Terkunci