SuaraJogja.id - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY meminta pemerintah untuk bisa mengawasi dan mengontrol hotel dan restoran yang tidak masuk dalam anggota PHRI. Hal ini bertujuan sebagai langkah antisipasi untuk bisa menekan angka penyebaran Covid-19.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono menuturkan saat ini masih banyak hotel dan restoran di wilayahnya yang belum tergabung dengan PHRI. Sehingga membuat pengawasan harus lebih diperketat oleh pemerintah terlebih menjelang momen libur natal dan tahun baru (nataru) mendatang.
"Jadi pemerintah lebih condong kita minta untuk mengawasi, mengontrol (hotel dan restoran) yang bukan anggota PHRI karena masih banyak yang bukan anggota PHRI," kata Deddy saat dihubungi awak media, Senin (13/12/2021).
Deddy mengaku khawatir hotel dan restoran belum menjadi anggota PHRI DIY tersebut malah kemudian akan luput dari pengawasan terkait dengan penerapan protokol kesehatan. Sehingga berpotensi ada penyebaran virus corona di sana.
Baca Juga: Belasan Museum di DIY Tutup, Media Visual Interaktif Jadi Alternatif Milenial
Maka dari itu langkah-langkah antisipasi harus senantiasa dilakukan agar tidak muncul kasus Covid-19 di sana. Di sini, kata Deddy peran pemerintah di tingkat daerah perlu untuk lebih dikuatkan lagi.
"Jangan sampai nanti ada kasus (Covid-19) yang terjadi di bukan anggota PHRI lalu gebyah uyah atau disamaratakan itu adalah PHRI," ujarnya.
Padahal disampaikan Deddy, pihaknya sendiri sudah mempunyai satuan tugas (satgas) Covid-19 untuk mengawasi penerapan prokes pada seluruh anggota PHRI. Termasuk sarana dan prasarana pendukung yang harus sudah lengkap ketika menerima kunjungan tamu.
"Satgas kami di PHRI Kota misalnya sudah mengeluarkan surat edaran kepada anggota untuk melaksanakan protokol kesehatan yang ketat dan barcode PeduliLindungi itu. Dan juga satgas dalam satu-dua bulan yang lalu sudah memantau dari teman-teman hotel dan restoran yang anggota kami, mendatangi mereka," ungkapnya.
Lebih lanjut, disampaikan Deddy hingga saat ini sudah lebih dari 90 persen anggota PHRI DIY yang mengantongi barcode PeduliLindungi. Sedangkan 10 persen sisanya masih menunggu balasan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait pengajuan itu.
Baca Juga: Alami Masa Viral, Jumlah Investor Pasar Modal dari DIY Melejit
"Belum semua (ada barcode PeduliLindungi) tapi sudah mendaftarkan semua anggota kami. Belum ada balasan email dari Kementerian Kesehatan, tapi hanya sedikit. 90 persen anggota kami sudah mendapatkan barcode. 10 persen masih menunggu balasan dari Kementerian Kesehatan," terangnya.
Berita Terkait
-
Kerugian Negara Ratusan Triliun di Kasus Pertamina, DPR Soroti Pengawasan Kementerian BUMN
-
KAI Perketat Pengawasan Jalur Kereta Jelang Mudik Lebaran 2025
-
Danantara Punya Dana Jumbo, ICW Soroti Minimnya Pengawasan
-
Judi Online Tak Berkutik! Google Perketat Pengawasan di Semua Platform
-
Terungkap! Pemangkasan Anggaran Dilakukan Sepihak oleh Pemerintah Pusat
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi
-
Sehari Dua Kecelakaan Terjadi di Sleman, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia