SuaraJogja.id - Kunjungan wisatawan dari luar daerah ke DIY dikhawatirkan dapat memicu terjadinya gelombang ketiga Covid-19. Terlebih, saat ini PPKM di DIY sudah turun level dari 3 ke level 2.
Terkait upaya konkret agar tidak terjadi gelombang ketiga, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono mengaku sudah menyiapkan empat strategi.
Pertama, verifikasi protokol kesehatan yang sudah dilakukan oleh Pemda DIY atau pemkab dan vaksinasi kepada seluruh karyawan.
"Ketiga adalah mendorong pelaku wisata untuk mengurus sertifikat CHSE seperti anjuran Kemenparekraf. Keempat penggunaan aplikasi PeduliLindungi dengan QR Code," jelasnya dalam FGD bertajuk Pariwisata Mulai Ramai, Jogja Bangkit dari Pandemi? yang diselenggarakan oleh Suara.com, Kamis (21/10/2021) kemarin.
PHRI DIY menyatakan siap mengantisipasi agar tidak terjadi gelombang ketiga.
"Kami tentunya berharap itu enggak terjadi," kata dia.
Tidak hanya itu, wisatawan yang hanya pergi ke Jogja dalam waktu satu hari atau one day tour juga patut diantisipasi. Khususnya bus-bus pariwisata yang masuk ke Kota Jogja.
"Untuk itu bakal diterapkan ne gate service di Terminal Giwangan," ungkapnya.
Lebih jauh, Deddy menjelaskan, nantinya bus pariwisata yang akan masuk ke Kota Jogja harus melakukan proses screening terlebih dahulu di Terminal Giwangan. Lantas, jika bus sudah dinyatakan lolos screening akan dipasangi stiker.
Baca Juga: Okupansi Hotel Belum Kembali Normal, PHRI Beri Usulan Ini Ke Pemerintah
"Mereka akan diarahkan ke kantong parkir resmi seperti di Abu Bakar Ali, Bank Indonesia, ataupun di Ngabean. Bagi bus yang akan menginap di hotel harus yang memilih hotel yang punya lahan parkir untuk bus," kata dia.
Dia juga mengusulkan ke Pemkot Jogja agar tidak menolak wisatawan yang belum divaksin.
"Yang bisa dilakukan menyediakan layanan vaksinasi di Terminal Giwangan tersebut," katanya.
Langkah ini, menurutnya, bisa menjadikan promosi atau branding DIY wisata vaksin. Sehingga akan semakin banyak wisatawan yang akan datang ke Jogja.
"Ini akan lebih banyak menarik jumlah wisatawan untuk berlibur ke Jogja," imbuhnya.
Jika memang terjadi gelombang ketiga, Deddy menyatakan sektor pariwisata enggan dijadikan kambing hitam. Itu berkaca selama pelaksanaan PPKM masih ditemukan orang yang berkunjung ke DIY.
Berita Terkait
-
Kemenkes: Gelombang Ketiga Covid-19 Adalah Sebuah Keniscayaan
-
Usai Guncangan Magnitudo 5,3 di Malang, Jogja Gempa
-
Perpanjangan Sertifikat CHSE Harus Bayar Rp10 Juta, PHRI DIY Menyatakan Keberatan
-
Malioboro Ramai Wisatawan, GKR Bendara: Belum Bisa Jadi Tolok Ukur Kebangkitan Pariwisata
-
1,4 Juta Warga dan Penduduk Domisili Jogja Sudah Vaksinasi, Pemkot Mulai Sasar Komorbid
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
Masyarakat Makin Sadar Pentingnya Investasi, Tabungan Emas Holding Ultra Mikro BRI Naik 66,9%
-
4 Link Saldo DANA Kaget Spesial untuk Warga Jogja! Rp149 Ribu Siap Diklaim
-
Proses Berlanjut, Terduga Pelaku Pemukulan Ojol di Sleman Diserahkan ke Polisi
-
Pakar Soroti Peluang Kerja Luar Negeri, Kabar Gembira atau Cermin Gagalnya Ciptakan Loker?
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta