Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 15 Desember 2021 | 19:33 WIB
Perbaikan jalur evakuasi di poros Kalurahan Glagaharjo sudah mulai dikerjakan Pemkab Sleman, Minggu (8/11/2020). - (SuaraJogja.id/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman berencana melakukan pelebaran sejumlah jalur evakuasi di lereng Gunung Merapi pada tahun 2022 mendatang. Hal tersebut masuk ke dalam program sadar bencana yang terus disosialisasikan kepada masyarakat. 

Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman, Joko Lelono menjelaskan program pelebaran jalur evakuasi itu berdasarkan kondisi yang memang ada saat ini. Sebab masih adanya kondisi jalan yang sempit juga akan berpengaruh pada proses evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

"Jadi nanti di program kegiatan di 2022 itu ada jalur evakuasi di lereng Merapi yang akan dilebarkan atau pelebaran jalan," kata Joko saat dihubungi awak media, Rabu (15/12/2021).

Joko merinci sejumlah ruas jalan yang sudah masuk daftar pelebaran jalan itu berada di wilayah Turgo, Ngandong dan Tritis ke arah bawah. Hingga meliputi juga sampai ke arah jalur alternatif Pakem serta Girikerto.

Baca Juga: Lurah di Sleman Keberatan 40 Persen Dana Desa Dipakai untuk Bantuan Tunai, Ini Alasannya

"Kondisinya sebetulnya baik tapi sempit. Jadi nanti kalau ke Ngandong itu posisinya akan dua jalur. Kalau turun ya turun sendiri, naik ya naik sendiri, sudah ada pengaturan oleh teman-teman yang ada di wilayah. Turgo ke bawah juga sempit," tuturnya.

Saat ini, kata Joko, sosialisasi kepada masyarakat di wilayah-wilayah tersebut sudah dilakukan. Berdasarkan kesepakatan juga sudah dilakukan rencananya tidak ada penggantian ganti rugi terkait dengan pelebaran jalur evakuasi tersebut.

"Kita sudah sosialisasi di masyarakat untuk pelebaran kita tidak kena penggantian (ganti rugi) karena masyarakat merelakan. Kita programnya adalah sadar bencana perilaku pengurangan resiko," ungkapnya.

BPBD Sleman terus mengedukasi masyarakat untuk bisa menyadari bahwa ada ancaman bencana di sekitarnya. Sehingga dibutuhkan fasilitas pendukung salah satunya jalur evakuasi itu terlebih sekarang kondisinya masih tergolong kurang memadai atau sempit untuk dilalui. 

"Makanya teman-teman di wilayah dalam rangka pembinaan mengajak masyarakat untuk sedikit merelakan kalau memang harus dilebarkan. Itu 2022 sudah clear, anggaran sudah ada terus masyarakat juga sudah bisa menerima (sosialisasi). Anggarannya kalau ngga salah kemarin itu dari salah satunya pokir dewan ada Rp1,2 miliar di anggaran mitigasi bencana," jelasnya.

Baca Juga: Pelayanan Ditingkatkan, 25 Puskesmas di Sleman Akan Akreditasi Ulang

Sejauh ini, dipastikan Joko, kondisi sebagian besar jalur evakuasi Merapi di wilayah Bumi Sembada masih tergolong baik. Mulai dari yang berada di pemukiman warga di atas hingga menuju evakuasi ke bawah.

"Untuk kondisi jalur evakuasi Merapi masih bagus. Kondisinya semuanya dalam arti dari pemukiman yang teratas itu sudah ada jalur yang turun ke bawahnya itu dalam kondisi baik," ucapnya.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan terdapat sebanyak 204 ruas jalur evakuasi Gunung Merapi di wilayah Bumi Sembada. Jika dijumlah panjang total jalur evakuasi itu mencapai 316,60 km dan dipastikan semuanya dalam kondisi baik.

Hal itu juga dipastikan dengan SK Bupati No. 81.2/kep.KDH/2019 tentang Jalur Evakuasi Bencana Erupsi Gunung Merapi. Jalur tersebut memang menjadi pioritas untuk dijaga kelayakan dan fungsinya.

"Jalur tersebut semuanya berada di Kapanewon Cangkringan. Kondisi jalur semua dalam keadaan bagus dan masih layak untuk dilewati," ujar Kustini.

Load More