SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menyebut ancaman banjir lahar dingin Gunung Merapi belum akan sampai ke pemukiman warga. Hingga saat ini ancaman banjir lahar hanya berpotensi merusak fasilitas yang ada di dalam aliran sungai.
"Untuk sementara kalau prediksi dari BPPTKG dengan adanya cadangan di atas yang masih kurang dari 1 juta meter kubik kalau sampai turun itu belum sampai berdampak kepada masyarakat. Tapi fasilitas yang ada di dalam sungai terganggu memang," kata Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman, Joko Lelono saat dihubungi awak media, Rabu (15/12/2021).
Kendati begitu, Pemkab Sleman sendiri telah menetapkan status tanggap darurat bencana lahar dingin di Gunung Merapi melalui Keputusan Bupati Sleman Nomor: 72/Kep.KDH/A/2021. Status tanggap darurat itu ditetapkan sejak tanggal 2 Desember lalu hingga 15 Desember 2021.
"Selama ini penetapan tanggap darurat itu kan kalau ada dampak kepada masyarakat tapi ini kemasyarakatnya belum ada dampak sama sekali. Dalam arti tidak ada luapan material ke pemukiman tetapi masih di dalam area sungainya tetapi merusak jaringan pipa air untuk kebutuhan masyarakat," ungkapnya.
Baca Juga: Pipa Air Putus Diterjang Banjir Lahar, Ribuan Jiwa di Lerang Merapi Bergantung Droping Air
Joko menjelaskan, potensi terhadap kerusakan fasilitas seperti pipa jaringan air bersih yang terpasang di sungai-sungai itu kemungkinan memang ada. Hal itu disebabkan tingginya tebing yang berada di sepanjang sungai tersebut.
"Karena mau tidak mau sungai itu tebingnya tinggi kalau mau bikin jalur pipa air ya harus tetap di dalam jalur sungai, kalau sungai naik ya otomatis akan mengganggu," tuturnya.
Sebelumnya diketahui pipa air bersih yang berada di aliran kali Boyong dan Kali kuning putus, pada Rabu (1/12/2021) lalu akibat diterjang banjir lahar dingin gunung Merapi. Dampaknya, warga dari sejumlah padukuhan setempat tak dapat mengakses air bersih untuk sementara waktu.
Saat ini perbaikan jaringan pipa air bersih juga masih terus dilakukan. Dengan juga memperhitungkan kemungkinan ancaman banjir lahar yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
"Sekarang masih dalam proses perbaikan harus ngeduk material terus dipinggirkan terus baru digarap untuk proses pipanya itu. Sebagai solusi kalau kemarin masih pakai pipa dan pralon putih sekarang diganti dengan pipa hitam itu. Harapannya kalau terjadi banjir tertutup tidak masalah, tidak memutus pipanya itu," ujarnya.
Baca Juga: Jaringan Air Bersih Belum Tersambung, BPBD Sleman Masih Sediakan Droping di Lereng Merapi
Perbaikan pipa-pipa itu, kata Joko, sudah memanfaatkan dana belanja tak terduga (BTT). Khususnya untuk membeli pipa-pipa pengganti yang kemudian akan dipasang kembali nantinya.
Joko mengatakan perbaikan jaringan air bersih bahkan tidak hanya memanfaatkan dana BTT dari Pemkab Sleman saja. Untuk perbaikan sumber air yang ada di Bebeng, pihaknya juga bekerja sama dengan Pemkab Klaten.
"Jadi ada BTT Klaten, ada BTT Sleman untuk mengerjakan sumber air Bebeng, karena selama ini Bebeng sumber airnya itu dimanfaatkan ke Klaten dan ke Sleman. Jadi di sana kita garap bareng, sudah berjalan dengan memanfaatkan alat berat di sana karena tertimbun sumber airnya ya dan jaringannya rusak," paparnya.
Ditambahkan Joko, sementara ini droping air masih terus dilakukan. Tidak hanya BPBD saja yang menyediakan tanki air bersih tapi juga ada dari PMI dan Dinas PU Sleman.
"Droping masih. Sementara dilakukan dari tankinya PMI, BPBD dan PU. Selama belum jadi kan mereka belum punya air," ucapnya.
Ia tidak bisa memastikan secara rinci berapa liter jumlah air yang didroping setiap harinya. Namun yang pasti tiga tanki yang disediakan tersebut tak jarang berulang kali mengambil sumber air terdekat untuk didistribusikan ke warga terdampak.
"Tergantung permintaan, paling minimal 3 tanki dari tiga instansi itu bolak-balik ya sekitar 4 kali. Diambilkan dari sumber air terdekat. Kalau di Kalitengah Lor itu kita kirim dari sumber air yang ada di balai desa Glagaharjo itu, di sana ada sumur yang bisa diambil yang untuk droping ke atas," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan menyatakan setidaknya ada tiga kalurahan di Bumi Sembada yang terdampak akibat putusnya jaringan pipa air bersih di lereng Gunung Merapi. Tiga kalurahan yang terdampak itu adalah Kalurahan Glagaharjo, Hargobinangun dan Umbulharjo.
Hingga saat ini ribuan jiwa dari tiga kalurahan itu hanya bisa mengandalkan droping air bersih untuk bertahan. Selagi menunggu perbaikan pipa-pipa air tersebut selesai dilakukan.
"Kalau warga yang terdampak di Glagaharjo itu ada 935 KK, jumlah jiwanya ada 2.650 jiwa. Lalu ditambah Hargobinangun itu 70 KK dan yang di Umbulharjo,” kata Makwan.
Berita Terkait
-
Jokowi Instruksi Banjir Lahar Dingin di Sumbar: Santunan Segera Diberikan dan Relokasi Rumah Warga
-
Instruksi Jokowi Tangani Banjir Lahar di Sumbar: Evakuasi Korban Hilang dan Relokasi Rumah Warga
-
Pulang dari Qatar, Prabowo Serahkan Bantuan Kemanusiaan Bencana Banjir Lahar di Sumbar
-
Cuaca Buruk, Helikopter Tim Pemantau Lahar Gunung Marapi Gagal Terbang dari Bukittinggi
-
Terus Bertambah, Korban Meninggal Dunia Banjir Lahar Hujan Gunung Marapi Mencapai 50 Orang
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir