Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 19 Desember 2021 | 11:05 WIB
Salah satu awan panas guguran Merapi yang terjadi pada Senin (6/12/2021) sore. (Dokumentasi: BPPTKG).

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain ada awan panas yang kembali muncul, guguran lava juga masih terus terjadi. 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Minggu (19/12/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB aktivitas Merapi kembali meningkat. Hal itu terpantau dari intensitas guguran lava yang diluncurkan.

"Teramati guguran lava pijar 6 kali jarak luncur maksimum 1500 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/12/2021).

Dalam periode pengamatan kali ini visual gunung cukup terlihat. Cuaca berawan mendung dengan angin bertiup lemah ke arah barat.

Baca Juga: BPBD Sleman Rencanakan Pelebaran Sejumlah Jalur Evakuasi di Lereng Merapi, Ini Lokasinya

"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20-100 meter di atas puncak kawah," ungkapnya. 

Aktivitas kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Kegempaan itu berasal dari kegempaan guguran sebanyak 41 kali, hybrid atau fase banyak 12 kali, dan vulkanik dangkal 2 kali.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Sabtu (18/12/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB sempat teramati kembali kemunculan awan panas. Saat itu awan panas guguran muncul tepatnya pukul 16.43 WIB.

"Tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 mm dan durasi 135 detik. Teramati tinggi kolom 400 meter condong ke barat, jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya," ucapnya. 

Pada periode itu juga teramati guguran lava pijar 8 kali jarak luncur maksimum 1800 meter kearah barat daya.

Baca Juga: Banjir Lahar Merapi Berpotensi Rusak Fasilitas di Sungai, Belum Sampai Permukiman

Sejumlah kegempaan juga terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan guguran 115 kali, hembusan sebanyak 1 kali, hybrid atau fase banyak 18 kali, tektonik jauh ada 3 kali dan vulkanik dangkal 2 kali.

Load More