SuaraJogja.id - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyatakan okupansi hotel pada libur Natal tahun ini meleset dari target. Dari target okupansi sebesar 80 persen kenyataannya hanya bisa mencapai rata-rata okupansi 60 persen saja.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono mengungkapkan bahwa kondisi tersebut masih menempatkan hotel dan restoran di Indonesia belum dalam kondisi baik. Sebab masih ada beban operasional dan hutang yang harus dipenuhi.
"Ya kalau dibilang cukupnya bisa aja cukup tapi kan kita masih beban hutang kita kan banyak. Kalau bicara operasional untuk sesaat saja cukup tapi kalau kita lalu mengakumulasikan dengan 1 tahun 7 bulan yang kita berdarah-darah itu nggak cukup, kita belum baik-baik saja," kata Deddy saat dihubungi awak media, Senin (27/12/2021).
Deddy memang tidak bisa memastikan biaya operasional yang dikeluarkan oleh masing-masing hotel dan restoran. Pasalnya setiap tempat mematok tarif yang berbeda-beda.
Belum lagi ditambah dengan hotel atau restoran berbintang. Dengan jumlah kamar hingga karyawan yang juga tidak bisa disamakan.
"Kalau dicari rata-rata berapa operasional, setiap hotel dan restoran itu berbeda operasionalnya, jumlah karyawan berbeda, jumlah kamar. Mungkin kisaran Rp50-100 juta, ya sekitar itu," terangnya.
Ia menegaskan dalam okupansi 60 persen tadi nilai transaksi dalam hal ini nilai rupiah juga tidak bisa ditentukan begitu saja. Namun yang pasti target okupansi 80 persen sejauh ini masih meleset.
"Kalau target kita kan 80 persen. Tapi kan ternyata meleset semua, tidak sesuai dengan harapan," ucapnya.
Hal itu, kata Deddy disebabkan oleh dua hal. Pertama terkait dengan isu yang berkembang bahwa akan adanya penyekatan di sejumlah pintu masuk di DIY.
Baca Juga: Pagi Cerah, Sebagian Wilayah DIY Berpotensi Hujan pada Siang hingga Sore Hari
"Kedua berita terkait dengan varian Omicron menjadikan orang takut berpergian itu alasan pengunjung untuk menunda dulu. Jadi memang libur natal enggak ada pengaruh, justru harapan kita 80 persen malah hanya 60 persen kok. Liburan natal itu. Karena ketakutan berita dan juga isu DIY ada penyekatan," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
Terkini
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo
-
PSBS Biak 'Kuasai' Maguwoharjo, Pemkab Sleman Beri Lampu Hijau, Bagaimana Nasib PSIM?