SuaraJogja.id - Tahapan pembebasan lahan pembangunan tol Jogja-Solo, di wilayah Kalurahan Purwomartani, Kabupaten Sleman dilanjutkan.
Warga terdampak tol dari Temanggal I mulai mengikuti musyawarah, bertujuan menentukan bentuk ganti kerugian yang akan mereka ambil, atas objek pengadaan tanah untuk pembangunan tol Solo-Jogja di balai kalurahan setempat, Kamis (30/12/2021).
Dukuh Temanggal I Sugiharta menjelaskan, dari 100 lebih bidang terdampak tol Jogja-Solo, sebanyak 10% nasih berstatus Letter C dan 90% lainnya sudah bersertifikat status SHM.
Tak ada lagi pemilik aset yang menolak, ia membenarkan bila sebelumnya, ada sejumlah warga menolak memberikan tanah mereka bagi proyek tol ini.
"Ada yang menilai jumlah nominal ganti untung yang ditawarkan tim proyek, tidak sesuai harapan mereka. Ada juga yang waktu itu belum tahu nominal ganti untung yang akan mereka dapatkan, kalau sekarang ini kan sudah tahu," kata dia.
Saat ini, Sugiharta menyebut secara administratif belum ada warga yang keberatan dengan nominal ganti untung.
"Kalau bentuknya keluh kesah ada, wajar manusia ada yang puas, ada yang tidak puas. Ada yang merasa untung, ada yang merasa rugi. Ada yang merasa tidak sesuai harapan. Kalau mereka ingin menghadap tim, akan kami dampingi," terangnya, di Balai Kalurahan Purwomartani.
Menurut Sugiharta, warga ingin kehadiran tol ini tidak kemudian menghilangkan akses warga.
"Jangan sampai di lokasi yang dulu ada jalannya, nanti buntu. Itu sudah saya sampaikan juga ke tim," terangnya.
Baca Juga: Ganti Rugi Tol Jogja-Bawen Cair, Warga Pundong Pilih Beli Tanah Ketimbang Borong Mobil
Selain itu, pihaknya ingin semua wilayah yang terdampak pembangunan tol, --jalan rusak akibat terkena alat, jalur yang dialihkan selama masa proyek--, besok dikembalikan lagi seperti semula.
"Pihak Satker menyebut nanti ada jalan yang dihidupkan lagi, ada yang ditutup. Tapi saya minta daerah pinggir tol ada akses jalan lagi. Itu harapan saya dan masyarakat," tuturnya.
Ia mengimbau warga terdampak tol bisa menggunakan uang ganti untung dengan bijaksana. Bisa dengan membeli tanah pengganti, setidaknya bukan untuk foya-foya.
"Beli tanah dulu, baru nanti beli mobil, motor, silakan. Cuma itu imbauan saya. Apalagi tanah warisan dari orang tua, carikan tanah lagi," ujarnya.
Sugiharto mengatakan, dari sekitar 110 lahan terdampak tol di Temanggal I, mayoritas berupa pesawahan. Demikian juga dengan tiga bidang tanah kas desa terdampak tol, bentuknyapun pesawahan. Masing-masing luasannya 800 meter persegi per bidangnya.
Hingga kini, warga Temanggal I terdampak tol masih menunggu uang ganti untung aset mereka. Mayoritas memilih mengambil ganti untung dalam bentuk uang.
Berita Terkait
-
Bakal Terdampak Tol Jogja-Solo, Harga Tanah di Klaten Meroket hingga Rp2,5 Juta per Meter
-
Terdampak Tol Jogja-Solo, Miliarder Dadakan di Klaten Ini Bangun Musala bagi Petani
-
Tersenyum Lebar, 25 Warga Sleman Akhirnya Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo
-
Dukung Proyek Tol Jogja-Solo, BPD DIY Layani Pembayaran Dana Ganti Untung
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Tak Ada Bukti Nikmati Rp1 Pun, Tim Hukum Mantan Bupati Sleman Sayangkan Penahanan Sri Purnomo
-
Momentum Pasar Godean Bangkit: Setelah Direvitalisasi Total, Pedagang Optimis Tatap Masa Depan
-
Sinyal Kuat Kejari: Sri Purnomo Tak Sendiri, Jaringan Korupsi Dana Hibah Sleman Dibongkar
-
Miris! 7.100 Warga Penerima Bansos di Jogja Terindikasi Terjerat Judol
-
Deadline Proyek di Gunungkidul Dikejar: DPRD Tak Ingin Hujan Jadi Alasan